Reporter: Fahriyadi | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Pekan lalu, Menteri Pertanahan Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata Jepang, Akihiro Ohta menyambangi Indonesia guna membahas sejumlah proyek infrastruktur dalam Metropolitan Priority Area (MPA).
Salah satu proyek yang dibahas adalah tentang keinginan pemerintah Jepang membiayai proyek kereta super cepat (Highspeed Train) dari Jakarta-Surabaya.
Menteri Perhubungan, Evert Ernest Mangindaan mengatakan, pada akhir Desember lalu Jepang dan Indonesia sudah membentuk tim kecil dan sudah mulai bekerja untuk menyiapkan pra feasibility study (Pra FS) atau studi kelayakan awal untuk proyek ini.
"Positifnya proyek ini adalah, jalur dibuat layang atau elevated sehingga tidak perlu pembebasan lahan yang sulit," ujar Mangindaan, Kamis (2/1).
Mangindaan bilang, jalur elevated kereta super cepat itu rencananya akan dibuat diatas jalur double track atau rel ganda Jakarta-Surabaya yang sudah dibangun saat ini.
Ia memperkirakan, setelah studinya bisa terselesaikan, maka konstruksinya bisa berlangsung setahun.
Sementara itu, Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono menyatakan pra FS akan dilakukan untuk menentukan trase dari proyek bernilai Rp 60 triliun-Rp 70 triliun ini, setelah itu baru dilakukan studi kelayakan.
"Sekarang akan dilakukan kajian awal, apakah Jakarta-Surabaya akan lewat Bandung atau langsung lewat Cirebon, atau jalurnya Jakarta-Bandung-Cirebon-Surabaya ini akan menentukan biaya pembangunan serta permintaan penumpangnya," ujarnya.
Studi kelayakan nantinya juga akan menggunakan dana hibah dari Jepang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News