Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi perekonomian global saat ini sedang tidak baik-baik saja. Ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina belum juga usai, ditambah dengan melambatnya ekonomi global dan juga ancaman perubahan iklim menjadi tantangan pelik yang harus dihadapi.
Di tengah kesulitan tersebut, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, ASEAN bisa menjadi harapan di tengah kesulitan tersebut. Bahkan International Monetary Fund (IMF) menyatakan bahwa ASEAN merupakan titik terang di tengah cakrawala yang gelap.
Hal tersebut terbukti dari rata-rata pertumbuhan ekonomi ASEAN tahun 2022 mencapai 5,6% terkecuali Timor Leste. Dalam satu dekade terakhir, bahkan rerata pertumbuhan ekonomi tahunan ASEAN mencapai 3,98%, di atas rerata pertumbuhan ekonomi global sebesar 2,6%.
Baca Juga: Bahlil: Investasi di Sektor Energi Terbarukan ASEAN Perlu Ditingkatkan 4 Kali Lipat
“Tahun 2022 total PDB (produk domestik bruto) ASEAN mencapai US$ 3,9 triliun, naik lebih dari 5 kali lipat dalam 20 tahun terakhir. Salah satu kunci dari pertumbuhan ekonomi tersebut yang begitu pesat adalah investasi,” tutur Bahlil dalam ASEAN Invesment Forum, Sabtu (2/9).
Bahlil mengatakan, investasi adalah salah stau kunci untuk mendorong suatu negara dan masyarakatnya agar bisa sejahtera.
Dia juga mencatat, dari segi investasi, Foreign Direct Investment (FDI) global mengalami penurunan tahun lalu sebesar 12%, sementara FDI di ASEAN jusrtu meningkat 5% sehingga mencapai US$ 224,2 miliar.
Pencapaian ASEAN tersebut kata Bahlil, menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah ASEAN. Artinya dengan angka tersebut ASEAN menjadi penerima FDI terbesar ke 2 di dunia.
“Dengan berbagai capaian tadi tidak salah jika Indonesia mengusung tema keketuaan ASEAN kali ini sebagai sentra dari pertumbuhan ekonomi global, dengan pembangunan yang inklusif kuat dan berkelanjutan,” jelasnya.
Baca Juga: Begini Tanggapan Polytron dan Selis Terkait Penerima Subsidi Motor Listrik Diperluas
Meski begitu, Bahlil menegaskan bahwa aliran investasi harus sejalan dengan peran dan manfaatnya yang langsung diterima masyarakat. Dalam hal ini, agar rakyat turut dilibatkan agar dapat merasakan langsung nilai investasi tersebut.
“Tujuan kita bukan semata meningkatan angka jumlah investasi, menurut saya bukan itu yang menjadi tujuan, akan tetapi bagaimana investasi tersebut dapat beperan mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs),” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News