kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Asumsi rupiah 13.500 di 2018 dinilai pas


Rabu, 16 Agustus 2017 / 13:23 WIB
Asumsi rupiah 13.500 di 2018 dinilai pas


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID -  Pemerintah mematok target kurs rupiah sebesar Rp 13.500 per dollar AS di 2018. Target tersebut berdasarkan Nota Keuangan RAPBN 2018 yang dibacakan pemerintah di DPR, siang ini, Rabu (16/8).

Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, asumsi nilai tukar rupiah dalam RAPBN 2018 ini sudah pas. Ini sudah mempertimbangkan kondisi ekonomi global yang masih akan dipengaruhi oleh rencana pengetatan kebijakan moneter bank sentral AS seperti kenaikan Federal Funds Rate (FFR) yang dikombinasikan dengan penurunan neraca keuangan The Fed.

“Selain itu, peringkat layak investasi yang sudah diraih Indonesia diharapkan dapat terus menarik masuknya dana asing di pasar keuangan Indonesia. Jadi asumsi 13.400-13.500 per dollar AS menurut saya cukup pas,” katanya kepada KONTAN, Rabu.

Kebijakan proteksionisme yang digadang-gadang pemerintah AS, rebalancing ekonomi Tiongkok serta isu geopolitik antara AS dan Korea Utara juga diperkirakan akan mempengaruhi pergerakan rupiah. Meskipun cenderung melemah sedikit dibandingkan dengan nilai tukar rupiah pada tahun ini di rata-rata Rp13.330 per dollar, nilai tukar rupiah diperkirakan stabil.

Hal itu mengingat kondisi fundamental ekonomi Indonesia semakin membaik. Adapun setelah pemerintah mencabut subsidi energi dan mengalokasikan ke sektor produktif, neraca transaksi berjalan ia harap masih bisa dijaga di level yang sehat.

“Defisit neraca transaksi berjalan juga diperkirakan masih berada di level yang sehat <2% terhadap pendapatan domestik bruto (PDB),” kata dia.

Menurut Josua, asumsi rupiah yang cenderung melemah juga diharapkan memberikan insentif dalam mendorong ekspor produk manufaktur. Sehingga sektor manufaktur yang merupakan kontributor paling besar dalam perekonomian diharapkan dapat meningkat. “Sehingga pertumbuhan ekonomi dapat mencapai target pemerintah,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×