Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang pembukaan tender batch pertama proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa), Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara mengumumkan 24 perusahaan yang lolos sebagai Daftar Penyedia Terseleksi (DPT).
Ke 24 perusahaan ini, didapatkan setelah menyaring 200 perusahaan yang mendaftar dalam proyek pemilihan Mitra Kerja Sama Badan Usaha Pengembang dan Pengelola Pengolah Sampah Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Menjadi Energi Listrik (BUPP PSEL).
Managing Director Investment Danantara Stefanus Ade Hadiwidjaja mengatakan mayoritas perusahaan yang masuk dalam daftar DPT ini adalah perusahaan yang berasal dari luar negeri, atau perusahaan asing.
"Kalau sekarang, batch 1 ini, semuanya memang asing.Dari Jepang, dari China, dari Eropa. Kenapa? Karena memang di batch 1 ini kita mau buat tendernya cukup cepat, untuk, karena itu kita cari pemain yang memang sudah berpengalaman," ungkap Stefanus kepada awak media di Wisma Danantara, Senin (03/11/2025).
Baca Juga: Airlangga Ungkap Rencana Pembangunan PLTSa untuk Wujudkan Pariwisata Bersih
Teknologi yang dimaksud lebih detail oleh Stefanus adalah terkait teknologi insinerator untuk mendapatkan energi yang kemudian disalurkan ke PLTSa.
"Kebetulan, karena memang di Indonesia kan belum ada yang incinerator. Karena (PLTSa) yang ada di Surabaya sama Surakata, tapi itu pakai gasifikasi. Berbeda teknologinya," jelas dia.
Stefanus juga menyebut karena target pelaksanaan PLTSa terhitung cepat, maka Danantara memutuskan mengambil pemain global yang sudah memiliki pengalaman mengolah sampah menjadi energi.
"Nah, yang kita mau gini, kita ajak pemain global yang memang punya pengalaman, jadi kita yakin nih, begitu nanti ter-ekskusi, bisa di-ekskusi dengan benar, tapi mereka tetap berpartner dengan pemain (perusahaan) lokal," jelas dia.
Baca Juga: Pemerintah Akan Kurangi Subsidi Listrik, Siapkan Strategi Gunakan PLTS?
Melalui kerjasama ini, para perusahaan yang lolos DPT akan membentuk konsorsium dan diharapkan dapat terjadi transfer pengetahuan dan teknologi.
"Supaya ada transfer knowledge, transfer technology, supaya pemain-pemain lokal, baik pemain yang biasa di industri power generation, atau pemain yang terlibat di bidang renewable energy, and so on, bisa belajar dan berpartner dengan pemain-pemain ini," kata dia.
Terdapat 24 perusahaan yang masuk dalam daftar DPT, dengan detail asal negara sebagai berikut:
1. Mitsubishi Heavy Industries Environmental & Chemical Engineering dari Jepang
2. ITOCHU Corporation dari Jepang
3. China Everbright Environment Group Limited dari China
4. Kanadevia Corporation dari Jepang
5. PT MCC Technology Indonesia (MCC) dari China
6. China National Environmental Protection Group Co., Ltd (CECEP) dari China
7. GCL Intelligent Energy (Suzhou) Co., Ltd. dari China
8. Chongqing Sanfeng Environment Group Corp., Ltd dari China
9. Dynagreen Environmental Protection Group Co., Ltd dari CHina
10. SUS Indonesia Holding Limited konsorsium Indonesia dengan China
11. Veolia Environmental Services Asia Pte. Ltd dari Prancis
12. Hunan Construction Engineering Group Co., Ltd dari China
13. CEVIA Enviro Inc. dari China
14. China Conch Venture Holding Limited dari China
15. China TianYing Inc dari China
16. PT Jinjiang Environment Indonesia dari China
17. Wangneng Environment Co., Ltd dari China
18. Zhejiang Weiming Environment Protection Co., Ltd dari China
19. Beijing China Sciences Runyu Environmental Technology Co.,Ltd. (CSET) dari China
20. Tianjin TEDA Environmental Protection Co., Ltd dari China
21. Grandblue Environment Co., Ltd dari China
22. Beijing GeoEnviron Engineering & Technology, Inc dari China
23. Wuhan Tianyuan Group Co., Ltd dari China
24. QiaoYin City Management Co., Ltd dari China
Selanjutnya: Pertamina Geothermal Energy (PGEO) Optimistis Bisa Pulihkan Laba Bersih
Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Besok (4/11) di Jabodetabek Hujan Sangat Lebat di Sini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













