kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AS berencana turunkan tarif pajak karyawan 0%, bagaimana Indonesia?


Rabu, 11 Maret 2020 / 12:19 WIB
AS berencana turunkan tarif pajak karyawan 0%, bagaimana Indonesia?
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan paparan dalam acara 'Indonesia Economic and Investment Outlook 2020' di Jakarta, Senin (17/2/2020). Menkeu menyampaikan kebijakan pemerintah tentang insentif fiskal untuk mendorong investasi yang beberapa


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

Keputusan lebih lanjut katanya berada di tangan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang s ore ini rencananya akan menggelar rapat koordinasi untuk membahas kelanjutan kebijakan stimulus perekonomian dalam rangka antisipasi dampak Covid-19 di kantornya.

“Pak Menko nanti yang akan memutuskan skala dan cakupan insentif, serta jangka waktu pemberian insentif akan berapa lama,”  pungkas Sri Mulyani.

Baca Juga: Sri Mulyani kaji pemberian stimulus fiskal seperti krisis 2009, apa saja itu?

Yang jelas, Sri Mulyani menyampaikan bahwa dalam menentukan respon kebijakan, pemerintah bersikap hati-hati.

Pasalnya, saat ini tidak ada satu pun negara yang tahu persis sampai kapan wabah corona akan berlangsung. Pemerintah maupun berbagai institusi hanya dapat melakukan  assessment berdasarkan skenario-skenario untuk menetapkan langkah kebijakan.

“Seperti di AS pun, Presiden Trump mengatakan akan membuat kebijakan yang  bold,  tetapi di sisi lain tetap selektif. Perdana Menteri Kanada, Presiden Prancis, juga begitu, melakukan tindakan yang secara spesifiknya masih proses. Ini supaya respon kebijakan sesuai dengan masalah dan kedalaman persoalan yang dihadapi,”  ujar Sri Mulyani.

Baca Juga: Ini kekhawatiran buruh seputar omnibus law cipta lapangan kerja

Adapun Kemenkeu saat ini telah menyiapkan kebijakan fiskal berbasis skenario jangka pendek, yaitu untuk 1-2 bulan ke depan, juga skenario jangka panjang yaitu di mana wabah Corona dan dampaknya bisa bertahan 6 bulan sampai akhir tahun.

“Kita ingin menjaga untuk jangka panjang. Makanya amunisi (kebijakan) tidak habis di depan, supaya pemerintah tetap mampu mengintervensi jika ini memang berlangsung jangka panjang,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×