Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) terus mendukung pelaksanaan proyek prioritas strategis RPJMN 2020-2024, dengan turut berperan dalam memperkuat creative financing atau menggali sumber pembiayaan baik dari swasta hingga lembaga internasional.
Salah tahunya dengan bekerja sama dengan Arab Saudi untuk memfasilitasi produksi hingga pemasaran produk pertanian dan perikanan secara digital.
Baca Juga: Pembiayaan Sukuk untuk Proyek Tak Tuntas Disetop
Kerja sama tersebut dilakukan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman antara PT Indonesia Mecca Tower dengan PT Bayarind Artha Internusa tentang Kerja sama Pengembangan Digitalisasi Rantai Pasok Pangan dengan Sistem Dompet Elektronik berbasis Syariah.
Total investasi yang dilakukan untuk mengembangkan digitalisasi ini sebesar Rp 1,45 triliun.
Proyek digitalisasi rantai pasok pangan berbasis e-Wallet syariah merupakan salah satu upaya penguatan jaminan usaha serta 350 korporasi petani dan nelayan di dalam Proyek Prioritas Strategis.
Baca Juga: Alokasi sukuk proyek infrastruktur capai Rp 27,35 triliun di 2020
Sistem dompet elektronik berbasis syariah ini merupakan sistem pembayaran secara elektronik dengan menggunakan aplikasi digital yang akan memudahkan petani dan nelayan untuk bisa membeli kebutuhan sehari-hari dan keperluan produksi, tanpa harus menunggu pendapatan dari hasil panen dan tangkap.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa berharap, dengan adanya nota kesepahaman ini, akan muncul dampak positif bagi pembangunan pertanian dan perikanan Indonesia.
"Melalui nota Kesepahaman tentu akan disepakati langkah nyata di dalam meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan petani dan nelayan, produktivitas komoditas petani dan nelayan, serta kemandirian dan profesionalisme petani dan nelayan itu sendiri," kata Suharso, Senin (10/2).
Baca Juga: Hingga Desember 2019, realisasi investasi lewat PINA mencapai US$ 8,7 miliar
Suharso juga mengatakan, penandatangan nota kesepahaman ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan baik dari sisi produktivitas komoditas pertanian dan perikanan, juga diharapkan adanya perubahan perilaku masyarakat dalam pengelolaan pertanian dan perikanan dari ketergantungan menjadi mandiri.
Adanya kerja sama ini juga diharapkan dapat imendukung pencapaian target Major Project nasional, yaitu meningkatkan pendapatan petani rata-rata 5% per tahun dan pendapatan nelayan rata-rata 10% per tahun, dengan produktivitas komoditas 5% setiap tahun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News