Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengatakan, dalam 4,5 tahun kepemimpinan Joko Widodo-Jusuf Kalla dari sisi ekonomi bukanlah perkara mudah.
Sebab, banyak kondisi global yang kurang kondusif, mulai soal Brexit, Pemilu Presiden Amerika Serikat (AS) yang memenangkan Donald Trump, kemudian perang dagang China dan AS.
Dalam kondisi berbagai tantangan tersebut, Ketua Apindo Hariyadi Sukamdani menilai, laju ekonomi masih bisa tumbuh 5,17% di tahun lalu.
"Pertumbuhan ini memang sebetulnya masih punya potensi naik lebih tinggi lagi tapi proses yang tidak mudah harus dilewati seperti pemerintah kejar ketertinggalan pembangunan infrastruktur," katanya, Kamis (11/4).
Pengusaha melihat adanya sinyal positif yang semakin kencang. Seperti di sektor riil misalnya makanan dan minuman yang trennya meningkat di setiap tahun.
"Memang di 2017 naik dan sempat turun di 2018 karena penurunan harga CPO tapi kalau dilihat secara keseluruhan trennya naik," lanjut dia.
Begitu juga dengan kawasan industri di 2016 penyerapan tenaga kerjanya mencapai 38.432 orang. "Begitu juga di 2019 akan terserap 296.000 dan ini bagus sebab industri padat karya," kata Hariyadi.
Hal tersebut menunjukkan, antara pekerja dan pengusaha bisa bersinergi dengan baik. Kemudian, sektor-sektor tekstil tunjukkan mulai ada tren yang baik. "Ekspor mulai tunjukkan tanda mulai tren naik," katanya.
Apindo mencatat, industri tekstil ini tumbuh 3,76% di 2017 dengan kontribusinya terhadap PDB 2017 sebesar 1,11%. Pertumbuhan ini dinilainya semakin bergerak tinggi di 2018 dan target 2019 capai 5,61%.
Begitu juga di sektor pariwisata, tutur Hariyadi, tak kalah menunjukkan tren positifnya. Walaupun masih perlu konsolidasi lebih dalam sebab target pemerintah kemarin 2018 17 juta tapi hanya tercapai 15 juta wisatawan mancanegara.
"Dan ini coba kejar ketertinggalan 2019, mudah-mudahan target 20 juta bisa tercapai paling tidak, tidak jauh dari itu," katanya apalagi ini didukung dengan upaya pemerintah yang berani bebaskan visa untuk 169 negara.
Begitu juga di sektor ritel, ia mencatat pertumbuhan di tahun lalu cukup bagus. Bahkan di 2019 ini pertumbuhannya mencapai 10% atau dia tas realisasi pertumbuhan 2018 yang 8%.
Dengan torehan itu, Hariyadi berharap jika keadaan ekonomi yang kondusif ini bisa berlanjut di lima tahun ke depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News