kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Apa kabar BI rate?


Selasa, 06 Mei 2014 / 19:18 WIB
Apa kabar BI rate?
ILUSTRASI. Nonton Bleach: Thousand-Year Blood War (2022) Episode 10 Sub Indo, Yuk Streaming!


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Bank Indonesia pada Kamis besok (8/5) akan melakukan Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan. Perekonomian Indonesia diketahui menunjukkan perlambatan signifikan, namun kebijakan moneter belum berubah menuju arah pelonggaran.

Ekonom yang dihubungi KONTAN, Selasa (6/5) sepakat, bahwa BI rate atawa suku bunga masih akan bertengger pada level 7,5%. Belum ada indikasi pelonggaran meski data terbaru ekonomi triwulan satu 2014 tentang pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) hanya mampu tumbuh 5,21%.

Ekonom Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Doddy Ariefianto mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang melambat tahun ini sejalan dengan keinginan BI. Otoritas moneter ini pun memberikan kisaran pertumbuhan sebesar 5,5%-5,9%.

BI ingin menstabilkan current account deficit atawa defisit transaksi berjalan menuju ke level yang lebih sehat. Satu-satunya jalan yang bisa dilakukan adalah mengerem impor. Harga komoditas tak bisa diandalkan untuk menunjang ekspor. "Karena itu hingga akhir tahun kebijakan moneter cenderung ketat pada level 7,5%," ujarnya.

Di sisi lain, inflasi masih perlu diwaspadai. Kepala Ekonom BNI Ryan Kiryanto melihat tekanan pada inflasi masih ada. Terlihat inflasi tahunan alias year on year pada bulan April kemarin tercatat oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar 7,25%.

Suku bunga baru boleh diturunkan apabila inflasi tahunan sudah dekat pada level 5,5%. Menurutnya, penurunan yang mengarah pada level 5,5% baru bisa terjadi pada akhir tahun. Dari sisi eksternal, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed berencana menaikkan suku bunga yang terus membayangi perekonomian tanah air.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menjelaskan, perkiraannya pada Oktober mendatang tapering off sudah selesai dan bisa jadi suku bunga mulai dinaikkan. "Di sini ada potensi suku bunga BI dinaikkan lagi," tutur David.

Kalau The Fed tidak menaikkan suku bunganya tahun ini maka suku bunga BI disinyalir masih tetap pada level 7,5%. Pasalnya, diakui David, defisit transaksi berjalan memang perlu ditekan apalagi pada triwulan dua potensi defisit melebar menuju 3% dari PDB akibat repatriasi sangat terbuka lebar.

Adapun Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih juga melihat ada potensi kenaikan suku bunga sebesar 25 bps pada triwulan terakhir 2014. Hal tersebut sebagai langkah antisipasi kenaikan suku bunga The Fed.

Untuk sekarang ini, suku bunga lebih baik ditahan. Pasar sendiri, menurut Lana, sudah mempunyai ekspetasi suku bunga akan tetap. Pengaruh terhadap rupiah sendiri akan relatif tidak terlalu bergejolak. Karenanya rupiah diperkirakan masih akan berada pada kisaran 11.500-11.530 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×