kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

BI bunyikan alarm untuk utang swasta


Selasa, 08 April 2014 / 17:22 WIB
BI bunyikan alarm untuk utang swasta
ILUSTRASI. Ini dia cara menggoreng ikan dengan minyak anti meletup serta beberapa cara kurangi minyak berlebih (dok/Asian Inspiration)


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melihat porsi utang luar negeri swasta akan terus meningkat tajam. Maka dari itu, otoritas moneter ini kembali mengimbau perusahaan swasta untuk berhati-hati dalam berutang.

Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan BI pada hari ini (8/4) mengungkapkan, BI akan memperkuat bauran kebijakan moneter dan makroprudensial serta meningkatkan koordinasi dengan pemerintah dalam pengendalian inflasi dan defisit transaksi berjalan serta pengelolaan Utang Luar Negeri (ULN), khususnya ULN swasta.

"Akhir-akhir ini pertumbuhan (utang) swasta sangat cepat," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara dalam konferensi persnya di Jakarta, Selasa (8/4).

BI mencatat, ULN swasta pada akhir tahun 2013 sebesar US$ 140,51 miliar. Kemudian pada Januari 2014 naik menjadi US$ 14,35 miliar. Porsi utang swasta ini mengalahkan utang pemerintah yang pada posisi akhir Januari 2014 sebesar US$ 118,88 miliar.

Menurut Tirta, kalau utang swasta ini dibiarkan melaju terlalu cepat, maka perlu ada sumber-sumber pembiayaan untuk melunasi utang. Sumber tersebut yang dalam bentuk valuta asing (valas) tentu harus dibayar pula dalam bentuk valas.

Pendapatan valas baru bisa didapat kalau melakukan aktivitas ekspor. "Sedangkan ekspor kita belum kuat," tandas Tirta. Ketakutannya bisa terjadi gagal utang apalagi terhadap utang swasta yang tidak dilindung nilai alias hedging.

Meskipun BI mengakui mewaspadai utang swasta, namun pihak BI sendiri belum memikirkan instrumen apa yang bisa dibuat untuk mengantisipasi utang swasta yang terus tumbuh ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×