Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fenomena El Nino yang akan menyebabkan kekeringan diproyeksi melanda Indonesia. Diperkirakan, fenomena ini akan terjadi pada Juli 2023.
Bank Indonesia (BI) tak menutup kemungkinan ini akan mendorong peningkatan harga (inflasi) sejumlah komoditas pangan yang kemudian bermuara pada peningkatan inflasi pangan bergejolak.
"Yang terkena dampaknya adalah komoditas beras, hortikultura, atau yang biasa masuk ke kelompok pangan bergejolak," terang Deputi Gubernur BI Aida S. Budiman, Kamis (22/6).
Baca Juga: El Nino Telah Tiba, Picu Ketakutan Cuaca Ekstrim Dunia
Meski ada risiko kenaikan inflasi, Aida mengaku BI sudah memasukkan risiko ini ke dalam perhitungan perkiraan inflasi ke depan.
Bahkan, ia optimistis inflasi tetap akan terkendali di kisaran sasaran yaitu 2% yoy hingga 4% yoy hingga akhir tahun 2023.
Menambahkan informasi dari Aida, Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, BI sudah menyiapkan kuda-kuda kuat untuk menghalau dampak dari El Nino.
Ini adalah dengan koordinasi dalam menjaga inflasi pangan lewat Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Baca Juga: Triputra Agro (TAPG) Membidik Target Produksi Serupa Dengan Tahun Lalu
GNPIP terbukti mampu mengatasi masalah inflasi pangan selama ini. Bahkan, mampu menurunkan inflasi pangan bergejolak ke bawah 4% yoy.
"Jadi, adanya El Nino ini akan mengancam masalah suplai. Dengan GNPIP, kami akan mengatasi masalah suplai tersebut dengan mengamankan suplai pangan," tandas Perry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News