Reporter: Bidara Pink | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) optimistis inflasi Indonesia akan kembali ke kisaran sasaran 2% YoY hingga 4% YoY pada tahun 2023. Inflasi pada tahun 2022 melampaui batas atas kisaran sasaran BI tersebut dengan bergerak di level 5,51% YoY.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, inlflasi pada tahun ini akan kembali ke kisaran sasaran pada akhir kuartal ketiga 2022.
"Di September 2022, inflasi akan mulai di bawah 4% YoY. Ini kalau dibandingkan dengan inflasi global dan negara lain, mana ada yang bisa seperti kita?" tutur Perry dalam pembukaan Annual Investment Forum 2023, Kamis (26/1).
Perry mengungkapkan, ada tiga hal yang dilakukan oleh BI untuk menjaga pergerakan inflasi indeks harga konsumen (IHK) dan ekspektasi inflasi. Tiga upaya ini bahkan telah dilakukan pada tahun 2022 dan membuahkan hasil. Meski inflasi di atas target BI, inflasi lebih rendah dari perkiraan semula yang lebih dari 6% yoy.
Baca Juga: Ekonom Ramal Inflasi Januari 2023 Mereda, Berikut Pemicunya
Perry memerinci. Pertama, kenaikan suku bunga acuan. BI telah mengerek suku bunga acuan sebesar 225 basis poin (bps) dari Agustus 2022 hingga Januari 2023.
Kenaikan suku bunga ini diharapkan mampu menekan laju inflasi inti. Perry pun memperkirakan, inflasi inti pada 2023 akan di bawah 4% yoy dan berada di kisaran 3,6% yoy hingga 3,7% yoy.
Kedua, stabilitas nilai tukar rupiah. Perry mengatakan, ini perlu dilakukan di tengah ketidakpastian global yang memengaruhi nilai tukar rupiah. Bila rupiah mengalami depresiasi, maka akan memengaruhi inflasi barang impor (imported inflation) yang juga akan membebani tingkat inflasi.
"Untuk di 2023, rupiah kini sudah mulai mengalami apresiasi. Makanya akan kami terus jaga untuk juga menjaga inflasi," tambah Perry.
Baca Juga: Periode Kenaikan Suku Bunga Bank-Bank Sentral Global Mendekati Akhir
Ketiga, menjaga inflasi pangan dengan koordinasi bersama pemerintah lewat Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Perry mengatakan ini hal yang penting, mengingat inflasi pangan atau harga bergejolak memegang porsi sekitar 20% dari inflasi IHK.
"Ini akan terus kami lakukan. Kami akan terus inovatif dengan intervensi langsung lewat pengendalian inflasi pangan," ujar dia.
Perry juga selalu menekankan, pengendalian inflasi yang dilakukan BI dan pemerintah diharapkan mampu menjaga daya beli masyarakat.
Bila daya beli masyarakat terjaga, maka konsumsi rumah tangga sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi juga akan tumbuh, kemudian bermuara pada penguatan pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga: Kenaikan Harga Beras Mengangkat Inflasi Januari 2023
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News