kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   -21.000   -1,06%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

Anies Sebut Demokrasi Sedang Dilucuti, Ini Tanda-tandanya


Senin, 05 Februari 2024 / 22:53 WIB
Anies Sebut Demokrasi Sedang Dilucuti, Ini Tanda-tandanya
ILUSTRASI. Calon presiden nomor urut 1 Anies Rasyid Baswedan (tengah) mengenakan tanjak saat menghadiri kampanye akbar Anies-Muhaimin dan deklarasi dukungan ulama dan Habaib se Sumatera Selatan di Pelataran Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (25/1/2024). Anies mengajak masyarakat untuk memilih paslon nomor 1 agar dirinya mempunyai wewenang untuk melakukan perubahan. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/rwa.


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan mengatakan, banyak kampus yang mengkritik demokrasi di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai tanda demokrasi sedang tidak baik-baik saja.

Dia mengatakan, kritik kampus tersebut sebagai bentuk tanda demokrasi di Indonesia perlahan dilucuti.

"Jadi ini pertanda demokrasi sedang dilucuti," kata Anies dalam acara Desak Anies di Semarang, disiarkan kanal YouTube pribadinya, Senin (5/2/2024).

Baca Juga: Butet Kartaredjasa Tak Menyesal dan Tidak Ingin Menarik Ucapan Soal Jokowi

Anies mengatakan, suara kampus-kampus mengkritik Jokowi adalah bentuk kemampatan aspirasi politik di Indonesia. Partai politik dan DPR dinilai tak berfungsi, sehingga aspirasi itu mencari jalur yang tidak pampat, yaitu di kampus-kampus. "Ketika kepampatan terjadi, maka aspirasi mencari jalur baru, dan kampus selalu menjadi artikulator ketika aspirasi itu mampet," tuturnya.

"Ketika kampus-kampus itu menyarakan pendapat, itu artinya ada aspirasi yang kuat yang pampat yang tidak diutarakan di dalam channel politik yang ada, enggak didengar. Di situ kemudian kampus bergerak, kampus menyuarakan," sambung Anies.

Dia juga menegaskan, jangan pernah menuduh gerakan kampus sebagai gerakan partisan yang dipengaruhi oleh aktor politik tertentu.

Baca Juga: Ganjar Singgung Keresahan Civitas Akademika dan Tokoh Soal Demokrasi

Karena menurut Anies, gerakan kampus adalah gerakan murni yang dilakukan berdasarkan etika dan moral bangsa.

"Datang ke Gadjah Mada (Universitas Gadjah Mada), di situ pandangannya berbeda-beda, ke Undip (Universitas Diponegoro Semarang) pandangannya beda-beda. Tapi sampai ke masalah etika urusan tata negara mereka berpandangan sama," tandasnya.

Sebagai informasi, sejumlah sivitas akademika memberikan kritik agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali ke koridor demokrasi.

Sejumlah kampus tersebut yaitu Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Jumat (2/2/2024), Universitas Islam Indonesia (UII) Kamis (1/2/2024), kemudian Universitas Indonesia (UI) berbarengan dengan UGM.

Baca Juga: Panen Kritik dari Para Akademisi, Apa Kata Istana?

Disusul Universitas Hasanuddin Makassar, Universitas Andalas Sumatera Barat, Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung, Universitas Padjajaran Bandung, dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ramai Kampus Kritik Jokowi, Anies: Tanda Demokrasi Sedang Dilucuti"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×