kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.886   61,00   0,38%
  • IDX 7.140   -21,75   -0,30%
  • KOMPAS100 1.093   -1,23   -0,11%
  • LQ45 868   -3,80   -0,44%
  • ISSI 217   0,20   0,09%
  • IDX30 444   -2,46   -0,55%
  • IDXHIDIV20 536   -4,09   -0,76%
  • IDX80 125   -0,13   -0,10%
  • IDXV30 134   -2,02   -1,49%
  • IDXQ30 148   -1,27   -0,85%

Ganjar Singgung Keresahan Civitas Akademika dan Tokoh Soal Demokrasi


Minggu, 04 Februari 2024 / 20:37 WIB
Ganjar Singgung Keresahan Civitas Akademika dan Tokoh Soal Demokrasi
Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menghadiri Debat Kelima Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu (4/2/2024). Debat Kelima Pilpres 2024 yang diikuti tiga pasangan capres-cawapres tersebut bertema kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Debat kelima calon presiden berlangsung di JCC Senayan, Minggu (4/2). 

Dalam pemaparan visi, Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo menyinggung keresahan para civitas akademika dan sejumlah tokoh terkait demokrasi yang belakangan terjadi. 

"Keresahan yang muncul baik dari Gus Mus, Muhammadiyah, Romo Magnis, Gunawan Muhammad, dan kampus-kampus mesti menjadi catatan kita bersama bahwa kita dalam konteks ber-Indonesia, berbudaya semua harus dalam koridor yang baik," kata Ganjar dalam debat tersebut. 

Baca Juga: Ganjar Janji Bakal Mengkaji Ulang UU Ciptaker

Ganjar mengatakan bahwa demokrasi hari ini harus berjalan lebih baik sesuai jalurnya. Untuk itu, menurutnya pemimpin harus memberikan contoh yang baik agar demokrasi berjakan tanpa ada konflik kepentingan. 

"Contoh Pak Mahfud a mundur agar membangun integritas yang baik," jelas Ganjar. 

Diketahui, beberapa waktu terakhir memamng ramai kritik yang dilayangkan oleh banyak pihak termasuk civitas akademika terkait sikap Presiden Jokowi di akhir masa jabatanya. 

Baca Juga: Anies Baswedan Bicara Masalah Terbesar Indonesia Adalah Ketimpangan

Garis besar yang disampaikan adalah kekecewaan atas hancurnya tatanan hukum dan demokrasi jelang pilpres. Kelompok ini juga menyerukan netralitas aparat, hak memilih tanpa intimidasi dan pengawasan seluruh perguruan tinggi dalam proses demokrasi.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×