kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Angka kemiskinan berpotensi membesar, ini langkah yang dilakukan pemerintah


Selasa, 14 April 2020 / 16:40 WIB
Angka kemiskinan berpotensi membesar, ini langkah yang dilakukan pemerintah
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan)


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memprediksi, dalam skenario sangat buruk angka kemiskinan di Indonesia bisa bertambah mencapai 3,78 juta orang akibat dampak wabah virus corona. Untuk itu, pemerintah telah menyiapkan beberapa langkah jangka pendek, menengah, dan panjang untuk bisa kembali menekan angka kemiskinan.

Pada jangka pendek, pemerintah telah menaikkan anggaran untuk kartu prakerja dari sebelumnya Rp 10 triliun menjadi Rp 20 triliun.

"Itu bisa 5,6 juta masyarakat yang terdampak wabah corona ini bisa diserap," ujar Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam telekonferensi daring, Selasa (14/4).

Baca Juga: Sri Mulyani: Dalam skenario lebih berat, kemiskinan bisa bertambah 3,78 juta orang

Sri Mulyani menambahkan, para pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) juga akan mendapatkan manfaat dari BPJS Ketenagakerjaan. Di mana uang iuran dari BPJS Ketenagakerjaan tersebut bisa digunakan untuk mereka yang terkena imbas PHK.

Jadi dalam hal ini, jaring pengaman sosial bagi para pekerja ada di dalam BPJS Ketenagakerjaan.

Selanjutnya, Sri Mulyani mengatakan, mulai dari dana desa hingga dana dari kementerian/lembaga (K/L) diminta untuk melakukan cash forward atau proyek-proyek padat karya.

"Kami menggunakan semua instrumen yang ada untuk bisa membuat dampak negatif akibat pengurangan kesempatan kerja ini bisa diabsorpsi dengan mekanisme yang sekarang kami lakukan," ujarnya.

Kemudian, dalam jangka menengah-panjang, pemerintah tetap fokus memperbaiki daya tahan dunia usaha dan meningkatkan daya tarik dari ekonomi Indonesia.

Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani: Jumlah penduduk miskin bisa naik 3,8 juta, penganguran 5,3 juta

Sri Mulyani menyebutkan, apabila pemerintah terus fokus pada reformasi dan dapat menjaga dampak corona dengan seminimal mungkin, maka Indonesia bisa dianggap sebagai salah satu negara yang punya potensi untuk menarik investasi atau capital untuk meningkatkan dunia usaha.

"Jadi kita akan melakukan langkah-langkah untuk membuat kondisi perekonomian kita tetap baik dan bisa menarik investasi, atau membuat perusahaan-perusahaan tetap bisa bertahan dalam situasi yang memang sangat berat. Itu yang kita akan terus fokuskan," lanjut dia.

Baca Juga: Menkeu proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2021 bisa capai 5,5%

Lebih lanjut Sri Mulyani mengatakan, pemerintah akan memperluas insentif perpajakan ke 11 sektor lain di luar sektor manufaktur. Termasuk di dalamnya sektor transportasi, perhotelan, perdagangan, dan sektor lain yang terdampak.

Pemberian stimulus ini diharapkan akan mampu meningkatkan kemampuan dari sektor-sektor usaha agar bisa bertahan.

Selanjutnya, langkah lainnya dalam jangka panjang adalah dengan Omnibus Law dan berbagai perbaikan. Tujuannya, adalah agar sektor-sektor yang terdampak mampu bertahan dan mampu menarik modal baru.

"Ini yang akan kita terus perbaiki, sehingga Indonesia mampu untuk menarik kembali kegiatan ekonomi. Oleh karena itu, kemudian kemiskinan dan pengangguran bisa terus dikembalikan pada tren penurunan," kata Sri Mulyani.

Baca Juga: Martin Panggabean: Covid-19 akan ubah struktur industri dunia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×