kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.197   56,46   0,79%
  • KOMPAS100 1.106   11,25   1,03%
  • LQ45 878   11,38   1,31%
  • ISSI 221   1,04   0,47%
  • IDX30 449   5,97   1,35%
  • IDXHIDIV20 540   5,29   0,99%
  • IDX80 127   1,41   1,12%
  • IDXV30 134   0,41   0,31%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Anggota DPR dari PKB tak akui Setya jadi Ketua DPR


Kamis, 02 Oktober 2014 / 20:23 WIB
Anggota DPR dari PKB tak akui Setya jadi Ketua DPR
ILUSTRASI. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 30,99 poin atau 0,45% ke 6.787,58 pada akhir perdagangan Senin (17/4).ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/tom.


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Anggota DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Daniel Johan menyatakan bahwa keputusan paripurna yang menetapkan Setya Novanto sebagai Ketua DPR periode 2014-2019 tidak sah. Daniel menyatakan akan menyampaikan protesnya di sidang paripurna selanjutnya.

"Kami memandang bahwa hasil rapat paripurna tentang pemilihan pimpinan DPR tersebut tidak sah karena adanya beberapa indikasi pelanggaran," kata Daniel, di Komplek Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis (2/10).

Daniel menjelaskan, indikasi pelanggaran itu adalah belum adanya kesepakatan dari anggota DPR baru pada tata tertib yang telah disahkan oleh anggota DPR periode sebelumnya. Daniel menilai aspirasi seluruh anggota DPR baru kehilangan hak untuk membahas peraturan yang akan mengikat selama satu periode.

Daniel melanjutkan, rapat konsultasi itu tidak mencapai titik temu soal jadwal dan agenda rapat. Namun demikian, kata Daniel, Otje Popong Djundjunan yang menjadi pimpinan sidang memaksakan untuk melanjutkan dan menyelesaikan sidang pada malam itu juga.

"Bahkan, rapat konsultasi tersebut belum ditutup, namun sudah dianggap selesai dan dibawa ke rapat paripurna. Secara prosedur juga tidak sah karena tak ada pengesahan tata tertib," ujarnya.

Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKB itu melanjutkan, pemilihan pimpinan DPR juga tak dapat dilakukan dalam paripurna tersebut karena pembentukan fraksi sebagai kepanjangan tangan partai belum selesai dilakukan. pada agenda awal Paripurna itu, lanjut Daniel, fraksi PKB, PDI Perjuangan dan Hanura belum menyerahkan susunan fraksinya.

"Secara prosedural, maka agenda pemilihan pimpinan DPR mestinya belum dapat dilakukan karena penyampaian usul paket pimpinan hanya dapat dilakukan oleh fraksi," ucap Daniel.

Lebih jauh, Daniel menilai Popong tak adil dalam memimpin sidang. Ia menuding Popong merampas hak anggota untuk berbicara dan menyampaikan pendapat. Ia juga menduga ada faktor kesengajaan dari Sekretariat Jenderal DPR yang mematikan ratusan microphone supaya tak banyak interupsi mengalir dari anggota DPR.

"Dengan alasan-alasan tersebut, langkah PKB untuk melakukan walk out merupakan upaya menjaga demokrasi di parlemen. PKB akan menggugat pimpinan sementara DPR kepada rapat paripurna karena Mahkamah Kehormatan DPR belum terbentuk," ujarnya.

Seperti diketahui, sidang paripurna pemilihan pimpinan DPR telah selesai digelar. Hasilnya, Setya Novanto (Golkar) menjabat Ketua DPR, dengan empat wakilnya, yakni Fahri Hamzah (PKS), Taufik Kurniawan (PAN), Agus Hermanto (Demokrat), dan Fadli Zon (Gerindra). Rapat tersebut berlangsung alot dan diwarnai walk out oleh dari Fraksi PDI-P, PKB, Hanura dan Fraksi Nasdem. Rapat berlangsung dari Rabu (1/10) malam, hingga Kamis (2/10) pagi. (Indra Akuntono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×