Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhirnya memutuskan akan meninjau langsung pusat bencana gempa di Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Meskipun sebelumnya, SBY tidak tertarik menyambangi Aceh karena menilai bencana tersebut masih dalam skala kecil dan tidak tergolong bencana nasional.
Niat SBY ke Aceh muncul saat tengah melakukan telekonferensi dari Istana Bogor, Jawa Barat dengan jajaran pemerintah di Aceh pada Jumat (5/7) malam.
Dalam perbincangan dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif, SBY akhirnya memutuskan untuk mengunjungi lokasi gempa di Aceh. "Pak Syamsul, tolong atur jadwal, Senin atau Selasa depan saya akan tinjau langsung ke Aceh. Saya tidak akan merepotkan, saya bawa alat-alat kebutuhan sendiri," ujar Presiden kala itu.
Setelah melakukan penyesuaian jadwal, akhirnya, SBY baru bisa ke Aceh pada hari Selasa (9/7) besok. Kepastian jadwal kunjungan SBY ke Aceh ini ada di situs resmi sekretariat kabinet.
"Menjelang kunjungannya ke lokasi gempa, Presiden SBY terus mempelajari laporan gempa Aceh. Presiden dijadwalkan meninjau pusat bencana di Kab Bener Meriah, Aceh, hari Selasa (9/7)," demikian sebuah pernyataan yang dilansir dari setkab.go.id, Senin (8/7).
Sebelumnya, Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha memastikan, bahwa SBY kemungkinan tidak akan ke Aceh. Pasalnya, gempa yang telah menelan korban di tanah Serambi Mekah tersebut dinilai tidak terlalu besar dan tergolong bencana lokal. Sehingga posisi pemerintah pusat hanya sekadar membantu.
Namun pendirian SBY berubah ketika mendapatkan laporan dari Kepala BNPB bahwa terdapat delapan orang hilang, dan mereka diduga tertimpa reruntuhan rumah.
Sementara ada 40 orang yang meninggal dunia, 63 orang luka berat dan masih dirawat di rumahsakit. Selain itu, ada 2.362 orang menjalani rawat jalan dan jumlah pengungsi mencapai 22.125 orang.
Gempa berkekuatan 6,2 skala Richter tersebut telah merusak 15.919 unit rumah dan 623 unit bangunan fasilitas umum. Sementara jumlah korban terus bertambah. Hingga Minggu (7/7) dilaporkan di Aceh tengah, terdapat 232 desa dari 352 desa yang ada terkena dampak langsung gempa.
Di Aceh Tengah, 232 desa dari 352 desa yang ada terdampak langsung gempa 31 orang meninggal dunia dan 4 orang masih dinyatakan hilang.
Selain itu, 40 orang luka berat masih dirawat di mana 1 orang dirawat di Rumahsakit Banda Aceh. Awalnya 118 orang yang dirawat karena luka berat. Terdapat 19.870 orang mengungsi yang tersebar di 70 titik. Total rumah yang rusak ada 13.862 unit, sekitar 5.516 rusak berat, 2.750 rusak sedang, dan 5.596 rusak ringan.
Sedangkan fasilitas umum yang rusak ada 547 unit, seperti puskesmas, sekolah (TK, SD, SMP, SMA), mesjid, musala dan kantor pemerintahan.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB DR. Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan pengungsi di Kabupaten Bener Meriah sekitar 2.265 orang.
Pengungsi perlu memperoleh bantuan tenda dan selimut karena daerahnya pegunungan yang pada malam hari suhu bisa mencapai 14 derajat celcius. Rumah rusak 2.057 unit, sekitar 662 rusak berat, 311 rusak sedang, dan 1.184 rusak ringan. Sedangkan fasilitas umum yang rusak ada 76 unit.
Bantuan untuk korban dan pengungsi terus berdatangan. Sabtu (6/7) pukul 16.00 WIB bantuan Presiden sebanyak 4 truk telah tiba di Bener Meriah. BNPB mengirimkan lebih 40 ton bantuan logistik dan peralatan ke Aceh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News