Reporter: Barly Haliem | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asian Development Bank (ADB) dan PT PLN meneken Nota Kesepahaman (MoU) untuk mendukung upaya mencapai target energi bersih di Indonesia pada 1 November 2021.
Acara penandatanganan tersebut diadakan di sela-sela Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP26) antara Direktur Utama P.T. PLN Zulkifli Zaini dengan Direktur Jenderal ADB untuk Asia Tenggara Ramesh Subramaniam. Kegiatan ini disaksikan oleh Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pahala Mansury dan Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong.
“ADB telah terlibat dalam sektor energi Indonesia selama lebih dari 50 tahun dan kami bangga dapat bekerja sama dengan PLN untuk membantu Indonesia melakukan transisi penting dari energi berbasis karbon ke energi bersih,” kata Wakil Presiden ADB Ahmed M. Saeed, dalam keterangan resmi, Selasa (2/11) sambil menyatakan ADB siap membantu mitra di Indonesia menuju energi terbarukan yang andal dan terjangkau.
Indonesia baru-baru ini menyatakan komitmennya untuk mengurangi emisi hingga 29% pada 2030. Indonesia juga bertekad untuk mencapai emisi nol bersih (net zero emission) pada 2060 atau sebelumnya.
Baca Juga: ADB perbesar pembiayaan iklim bagi negara berkembang menjadi US$ 100 miliar
“Seluruh BUMN mendukung transisi Indonesia menuju emisi nol bersih, karena hal ini akan memberi manfaat bagi masyarakat dan juga lingkungan,” ungkap Menteri Erick Thohir. “Kementerian BUMN menyambut kerja sama BUMN dengan berbagai pemangku kepentingan, yang merupakan langkah awal menuju transisi yang adil dan terjangkau guna mendorong jalur pembangunan yang netral karbon.”
Indonesia merupakan satu dari tiga negara Asia Tenggara, selain Filipina dan Viet Nam, yang bermitra dengan ADB dalam studi rintisan mengenai Mekanisme Transisi Energi (Energy Transition Mechanism atau ETM).
Ini adalah program pengurangan karbon yang bertujuan untuk memanfaatkan pembiayaan pemerintah-swasta guna mempercepat penutupan pembangkit listrik tenaga batu bara, dan menggantinya dengan sumber energi yang bersih dan terbarukan.
ADB belum lama ini telah menyelesaikan studi pra-kelayakan atas ETM dan kini sedang mengadakan studi kelayakan lengkap.
ADB baru-baru ini mengumumkan peningkatan ambisinya bagi pembiayaan iklim kumulatif selama 2019–2030 menjadi US $ 100 miliar, sekaligus berkomitmen untuk memastikan bahwa setidaknya 75% dari seluruh proyek ADB akan terkait dengan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim pada 2030.
ADB juga berkomitmen mencapai Asia dan Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, serta terus melanjutkan upayanya memberantas kemiskinan ekstrem. Didirikan pada 1966, ADB dimiliki oleh 68 anggota dan 49 anggota di antaranya berada di kawasan Asia dan Pasifik.
Selanjutnya: Simak upaya pemerintah untuk menggenjot proyek EBT
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News












