kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45933,51   -30,21   -3.13%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

8 Fakta Ilmiah Varian Omicron, Mengacu Satgas Covid-19


Kamis, 27 Januari 2022 / 23:05 WIB
8 Fakta Ilmiah Varian Omicron, Mengacu Satgas Covid-19


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

Keempat, beberapa hasil studi terbaru termasuk publikasi Lewnard, J. A., dkk., 2022, serta studi di Denmark, Afrika Selatan, Inggris, Kanada, dan AS menunjukkan, angka rawat inap di rumahsakit Omicron lebih rendah dibandingkan dengan Delta. 

Namun, meskipun Omicron dianggap tidak akan banyak memerlukan perawatan intensif, jika kasus naik tinggi terus menerus bakal membebani sistem kesehatan secara nasional akibat permintaan pelayanan di rumahsakit meningkat. 

Terlebih pula, tingginya penularan bisa menempatkan populasi rentan dalam situasi yang lebih berisiko.

Kelima, varian Omicron bisa  menular pada orang yang pernah terinfeksi sebelumnya. Karena, dapat menghindari kekebalan yang telah terbentuk akibat varian lainnya. 

WHO dalam rilisnya menyebutkan, fenomena ini telah teramati dari hasil studi di Afrika Selatan, Denmark, Israel, dan Inggris. 

"Karenanya, bagi yang pernah terinfeksi tidak boleh abai protokol kesehatan dan harus tetap divaksin sesuai prosedur yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan," ungkap Wiku.

Baca Juga: Ini Manfaat Vaksin Booster Terkait Covid-19 Omicron di Indonesia Menurut Peneliti

Keenam, sejauh ini, varian Omicron masih terdeteksi dengan alat diagnostik RT-PCR maupun rapid antigen. 

Meskipun demikian, hingga saat ini, sensitivitas rapid antigen masih terus ditelaah, seperti hasil studi terbatas Adamson, R., dkk., 2022. 

Oleh sebab itu, orang dengan hasil rapid antigen negatif, terutama yang bergejala dan kontak erat, sebaiknya tetap melakukan tes PCR dan isolasi mandiri.

Ketujuh, berbagai studi yang dirangkum oleh WHO menyebutkan, vaksin berkurang efektivitasnya, namun masih banyak berperan dalam mencegah keparahan gejala dan kematian. Tambah lagi, infeksi virus corona akan lebih efektif dicegah dengan vaksin booster. 

Selain itu, imunitas seluler atau non-antibodi masih memproteksi kuat terhadap varian Omicron hingga 70%-80%. Imunitas seluler terbentuk baik pada orang yang pernah tertular maupun yang sudah divaksin.

Kedelapan, WHO menyatakan, tidak ada dampak signifikan pada efektivitas pengobatan yang sudah dipakai untuk menangani kasus Covid-19 saat ini. Obat yang dipakai untuk varian sebelumnya masih efektif digunakan untuk Omicron.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet Using Psychology-Based Sales Tactic to Increase Omzet

[X]
×