Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Asian Develompent Bank (ADB) berkomitmen untuk menambah dana bantuannya untuk Indonesia.
Tahun depan, ADB siapkan dana bantuan untuk sebesar US$ 2,2 miliar, naik dari tahun ini hanya US$ 1,4 miliar. Jumlah itu bisa meningkat jika pemerintah membutuhkan bantuan lebih.
Wakil Presiden ADB Bambang Susantono bilang, pihaknya siap bekerjasama dengan pemerintah dalam bidang energi, transportasi, bantuan finansial, pendidikan dan infrastruktur.
Alokasi paling besar yang disiapkan untuk energi dan transportasi. Salah satu contoh kerjasama ADB di bidang energi adalah dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), dalam membangun transmisi.
Bambang memang tidak menyebut nilai kerjsama, tetapi kerjasama itu menggunakan skema result based landing (RBS). RBS merupakan skema bantuan yang diberikan setelah proyek selesai dikerjakan.
Selain itu, ada juga program bauran energi dan energi terbarukan.
"Ada satu program loan untuk reformasi energi oleh pemerintah," kata Bambang, Kamis (3/9) di Jakarta.
Untuk infrastruktur, IDB menyiapkan untuk dua jenis bantuan pertama infrastruktur sosial, kedua non sosial.
Namun, bantuannya tidak hanya dalam bentuk suntikan dana tetapi juga berupa technical assistant.
Sementara itu, ADB juga menyediakan bantuan untuk mengembangkan financial inklusif. Sebab, mereka telah menyetujui pinjaman program senilai $400 juta untuk membantu Indonesia memperkuat sektor keuangannya.
Tujuannya, untuk untuk memperluas akses ke layanan keuangan bagi penduduk termiskin Indonesia sebanyak 25%, sesuai dengan program Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ketua Dewan Komisoner OJK Muliaman D. Hadad menilai bantuan ini penting.
Namun, belum menyiapkan program yang bisa memakai dana tersebut. Hingga saat ini, Mulaiaman bilang pihaknya masih menyusun program-program untuk mendorong financial inclution.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News