kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Warga Sidoarjo resah, lumpur Lapindo luber


Rabu, 10 September 2014 / 15:54 WIB
Warga Sidoarjo resah, lumpur Lapindo luber
ILUSTRASI. Rempah yang Bermanfaat untuk Kesehatan Ibu Hamil


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

SIDOARJO. Sejumlah rumah di Desa Gempolsari, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, mulai tergenang aliran lumpur panas sejak Rabu (10/9) pagi. Diketahui, lumpur panas tersebut mengalir dari tanggul lumpur panas PT Lapindo Brantas di sisi selatan desa tersebut. 

Sulastri, salah satu pemilik rumah, mengaku kaget saat air lumpur masuk ke dapur rumahnya tadi pagi. Bahkan, di rumah tetangganya, genangan lumpur panas juga memenuhi pekarangan. 

Air berwarna abu-abu pekat itu juga sudah merembes ke Sungai Ketapang yang mengalir tepat di depan rumah Sulastri. 

Berdasarkan pantauan, lumpur panas dengan volume yang tidak begitu besar mengalir dari celah-celah endapan lumpur panas yang mengering buatan manusia, dari tanggul 68 yang berlokasi di sisi utara tanggul utama, tepatnya di perbatasan Desa Kalitengah dan Gempolsari, Kecamatan Tanggulangin. 

"Saya khawatir, jika tidak ada penanganan, volume air semakin tinggi dan rumah saya tenggelam," kata Sulastri. 

Celah-celah endapan lumpur itu, menurut informasi yang dihimpun, adalah bekas jalur lumpur panas dari tanggul utama yang pernah jebol pada 2011 lalu. 

Dikhawatirkan, jika aliran lumpur panas tersebut terus mengalir, itu akan memenuhi sungai yang volumenya saat ini sudah relatif tinggi karena endapan tanah. 

Sulastri adalah satu dari kebanyakan warga Desa Gempolsari di luar peta terdampak yang belum menerima ganti rugi dari PT Lapindo Brantas. 

"Ada 4,5 ribu jiwa di desa ini, yang mengajukan untuk pembayaran ganti, tapi yang sudah dibayar masih 20 persen," kata Kepala Desa Gempolsari, Abdul Haris. (Kontributor Surabaya, Achmad Faizal)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×