kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   -10.000   -0,51%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Wujudkan Indonesia Emas 20245, Sri Mulyani: Ekonomi RI Harus 6%-8%


Senin, 20 Mei 2024 / 17:25 WIB
Wujudkan Indonesia Emas 20245, Sri Mulyani: Ekonomi RI Harus 6%-8%
ILUSTRASI. Menteri Keuangan mengakui masih banyak pekerjaan rumah bagi pemerintah Indonesia meski pertumbuhan ekonomi tetap resilient.ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui masih banyak pekerjaan rumah bagi pemerintah Indonesia meski pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap resilient.

Sri Mulyani menyebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terjaga di kisaran 5% di tengah berbagai guncangan dunia, perlu diakselerasi menjadi 6% - 8% per tahun untuk mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045. 

"Akselerasi pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini, mensyaratkan keberlanjutan reformasi struktural untuk meningkatkan produktivitas serta tranformasi ekonomi yang telah konsisten dilakukan dalam 10 tahun terakhir," ujar Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR RI, Senin (20/5).

Baca Juga: Prabowo Targetkan Pertumbuhan Ekonomi RI Tembus 8%, Ekonom: Tidak Mudah

Menurutnya, cita-cita besar mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045 membutuhkan kolaborasi yang kuat dari seluruh komponen bangsa. 

Selain itu, kesinambungan dan sekaligus perbaikan kebijakan menjadi kunci bagi keberhasilan pencapaian Visi Indonesia Emas 2045.

"Kita tidak bisa lagi bergantung pada kebijakan yang bersifat business as usual," katanya.

Sri Mulyani menegaskan, Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) harus terus menjaga daya tarik investasi dengan terus menjaga stabilitas dan prediktabilitas, memperbaiki pemerataan serta harus berkelanjutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×