Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin berharap Pemilu 2024 terbebas dari penggunaan politik identitas yang dapat menyebabkan polarisasi sosial.
“Polarisasi Pemilu lalu, yang kemudian membawa isu-isu identitas, itu jangan sampai diulangi,” ujar Ma'ruf saat acara Dialog Kebangsaan bersama Partai Politik dalam rangka Persiapan Pemilu Tahun 2024 di Jakarta, Senin (13/3).
Wapres meminta kampanye dan sosialisasi larangan penggunaan politik identitas harus terus dilakukan seluruh pihak terkait.
Selain itu, partai politik dan para kontestan pemilu lainnya juga diharapkan dapat membuat pakta integritas atau kesepakatan-kesepakatan mengenai larangan penggunaan politik identitas.
Baca Juga: Wapres Ma’ruf Amin Sebut Industri Kelapa Sawit Salah Satu Pilar Penting Ekonomi RI
Kemudian saat ditanya apakah ada indikasi penggunaan politik identitas menjelang Pemilu 2024, Wapres mengakui bahwa hal tersebut memang mulai tampak. Termasuk juga pesantren, sambungnya, yang dikhawatirkan akan menjadi tempat polarisasi sosial.
“Nanti pembelahan (polarisasi) bukan hanya di masyarakat tapi di dalam pesantren, di dalam masjid, di tempat-tempat ibadah itu bisa terjadi,” kata Ma'ruf.
Untuk itu, Wapres menegaskan bahwa berbagai indikasi penggunaan politik identitas harus dicegah. Sehingga tidak berlanjut dan menimbulkan perpecahan masyarakat.
“Ini harus dicegah termasuk (melalui) dialog-dialog kebangsaan baik nasional maupun di tingkat daerah provinsi dan kabupaten/kota,” tutur Ma'ruf.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menambahkan, nilai-nilai kebangsaan asli Indonesia harus terus digaungkan untuk melawan politik identitas. Yakni pluralisme, kebinekaan, dan persatuan bangsa. Baik secara fisik dan tidak hanya melalui forum akademik formal.
Namun juga kegiatan-kegiatan kesenian, olahraga yang membawa nilai-nilai kenusantaraan dan kebangsaan.
Selain itu, ujar Tito, nilai-nilai tersebut juga harus digaungkan dalam media sosial yang rawan menjadi media penyebaran narasi-narasi politik identitas.
“Sehingga dengan demikian kalau ini gaungnya jauh lebih besar, menjaga persatuan bangsa dengan format Indonesia sebagai negara yang plural, bhineka, maka otomatis mereka yang akan menaikkan isu politik identitas akan jadi musuh bersama,” imbuh Tito.
Baca Juga: Buntut Kebakaran, Wapres Ma’ruf Amin Minta Depo Pertamina Plumpang Direlokasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News