kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,55   2,12   0.24%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wamendag dorong pengembangan potensi ekspor pangan


Selasa, 25 Agustus 2020 / 14:51 WIB
Wamendag dorong pengembangan potensi ekspor pangan
ILUSTRASI. Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA - Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga mengatakan bahwa potensi ekspor pangan kita sangat melimpah. Oleh karena itu, potensi tersebut harus dikembangkan.

“Sangat banyak sekali jenis bahan pangan yang kita hasilkan. Semuanya bisa saja di ekspor. Jadi bukan hanya terbatas pada mi instan, kakao atau kopi, tetapi semua produk pangan bisa saja diekspor," kata Jerry lewat siaran pers, Selasa (25/8)

Hal ini dikatakannya ketika memberikan sambutan pada Webinar “Inovasi Pangan Nasional” yang diadakan oleh Accelerice Indonesia, Senin (24/8). Webinar itu juga menghadirkan William Wongso, Prof F.G. Winarno, Ravindra Airlangga, dan Leonard Theosabrata sebagai pembicara.

Baca Juga: Waspada, Korea Selatan deteksi 3 galur baru dari virus corona yang bermutasi

Menurut Jerry, jenis pangan Indonesia sangat beragam mulai dari padi-padian, ikan, kacang-kacangan hingga sagu-saguan. Kuncinya, menurut Wamen Milenial itu adalah inovasi dalam semua aspek baik pengolahan, pemasaran, kemasan dan sebagainya.

Dalam pengolahan, sebuah produk harus mengikuti standard-standar yang diterapkan oleh negara sasaran ekspor. Sebuah negara bisa saja menetapkan standar kesehatan, ekologis dan sebagainya yang harus dipenuhi oleh pengimpor.

Dalam pemasaran, pendekatan-pendekatan marketing harus dilakukan secara komprehensif mulai dari pameran, business matching, iklan dan seterusnya. Dalam pengemasan juga harus bisa memenuhi standard dan ekspektasi konsumen agar menarik serta meningkatkan nilai tambah.

Jerry mengatakan bahwa Kementerian Perdagangan memberikan fasilitasi bagi inovasi-inovasi dalam pengembangan produk ekspor.

Baca Juga: Xi Jinping: Militer China harus jadi pasukan kelas dunia

“Sesuai dengan tupoksi kami, bahwa dalam hal ekspor kita ini ada di hulu. Untuk produksi atau di hulu, ada di kementerian lain seperti kementerian perindustrian, pertanian, kemenkopUKM dan sebagainya. Kami memberikan fasilitasi dalam pemasaran dan kemudahan-kemudahan perdagangan lainnya.” Tambah mantan anggota Komisi I tersebut.

Wamendag Jerry mengatakan bahwa yang tidak boleh dilupakan adalah adanya perjanjian perdagangan dalam menunjang ekspor produk pangan.  

“Perjanjian perdagangan itu penting sekali dalam memperluas akses produk-produk Indonesia, termasuk produk pangan, baik yang mentah maupun sudah olahan. Dengan perjanjian perdagangan tarif masuk produk dari Indonesia akan diberikan keringanan atau bahkan bisa nol persen. Nah dari situ secara harga kita bersaing.” ucapnya.

Menurut Jerry, sudah banyak perjanjian perjanjian perdagangan yang diselesaikan. Oleh karena itu ia berharap para produsen Indonesia memanfaatkan kemudahan-kemudahan yang dihasilkan dari perjanjian perdagangan itu. Tanpa pemanfaatan yang optimal maka perjanjian perdagangan tidak akan memberikan manfaat nyata bagi produk Indonesia.

“Kami punya 5 FTA-Center (Free Trade Area Center). Di sana para produsen bisa berkonsultasi mengenai bagaimana sebaiknya dalam melakukan ekspor, bagaimana mekanismenya dan sebagainya. Jadi jangan sungkan-sungkan untuk menghubungi kami. Kami pasti akan membantu seoptimal mungkin. Apalagi memang sudah jadi visi presiden untuk meningkatkan ekspor. Tugas kamilah untuk mengimplementasikan visi presiden tersebut.”

Baca Juga: Trump siap ambil lebih banyak risiko untuk membendung China di Asia Pasifik

Jerry menyadari bahwa meningkatkan ekspor pangan adalah tantangan tersendiri. Sektor pertanian dan pangan biasanya lebih proteksionis dibandingkan dengan sektor lain. Ini terjadi di semua negara karena sektor pangan biasanya menyangkut kepentingan yang sangat kompleks.

Tetapi hal itu tidak berarti  tidak bisa diatasi. Hal ini karena selain keunggulan kompetitif juga ada keunggulan komparatif Indonesia yang diakibatkan oleh faktor tanah dan iklim.

“Misalnya saja produk gandum, Indonesia memang harus impor karena  memang kita tidak bisa menanam sendiri secara optimal. Produk Indonesia juga banyak yang punya keunggulan komparatif, buah-buahan misalnya. Banyak buah-buah yang hanya bisa hidup di iklim tropis atau bahkan endemic Indonesia. Jadi itu bisa jadi modal tersendiri bagi kita.” Kata Wamendag.

Baca Juga: Uni Eropa jatuhkan sanksi ke dinas inteligen Rusia, perusahaan Korut dan China

Jerry berpesan agar keunggulan komparatif tidak melenakan produsen Indonesia karena keunggulan kompetitif tetap memegang kunci. Ia ingin agar inovasi dilakukan sebaik mungkin agar secara kualitas dan kuantitas, produk Indonesia bisa memenuhi ekspektasi negara-negara pengimpor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×