Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pemprov DKI Jakarta membangun Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) yang diberi nama Informasi Pangan Jakarta (IPJ).
Dalam sambutannya, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan tujuan pembentukan IPJ adalah untuk mengatasi masalah kesenjangan informasi harga pangan di masyarakat.
"DKI membangun sistem, di mana masyarakat bisa melihat dan memasukkan harga pangan untuk mengendalikan inflasi di Jakarta," kata Basuki yang didampingi Deputi Gubernur Bank Indonesia Hendar dan Dirut PD Pasar Jaya Djangga Lubis, di Balaikota Jakarta, Kamis (26/6/2014).
Dengan adanya IPJ, Basuki berharap, tidak ada lagi pelaku pasar, yang mematok harga pangan setinggi-tingginya. Sehingga tidak memberatkan masyarakat, serta memberi informasi paling aktual tentang harga pangan di pasar-pasar di Jakarta.
Pengembangan IPJ ini, kata dia, diprakarsai oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DKI Jakarta bersama Pemprov DKI, BI, dan PD Pasar Jaya.
"Apalagi Jakarta sebagai kota metropolitan menjadi barometer perekonomian nasional. IPJ ini, saya harapkan bakal berkontribusi besar dalam pembentukan angka inflasi nasional," kata Basuki.
Setiap harinya, masyarakat dapat mengakses informasi harga 34 komoditas pangan, yang beralamatkan di http://infopangan.jakarta.go.id.
Laman IPJ ini mencakup informasi harga komoditas pangan strategis di 13 pasar di Jakarta. Yang terdiri dari dua pasar induk (Pasar Induk Beras Cipinang dan Pasar Induk Kramat Jati) dan 11 pasar lainnya yang tersebar di lima wilayah ibu kota yakni Pasar Senen, Pasar Jembatan Merah, Pasar Minggu, Pasar Glodok, Pasar Grogol, Pasar Pramuka, Pasar Mayestik, Pasar Jatinegara, Pasar Kramat Jati, Pasar Sunter, dan Pasar Rawa Badak. (Kurnia Sari Aziza)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News