Sumber: Kompas TV | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Selain itu, banyak daerah-daerah terpencil yang kualitasnya berbeda-beda dalam menerapkan tracing (pelacakan), testing (pengetesan) dan treatment (perawatan).
Jumlah orang yang telah mengikuti vaksinasi pun berbeda-beda di setiap daerah. “Ini semua jadi tantangan yang kompleks,” katanya.
Karena itu, menurut Dicky, tidak perlu kaget lagi jika suatu saat virus corona varian baru seperti Mu, varian Lamda atau varian C12, ternyata telah masuk ke Indonesia.
Namun, ditegaskan Dicky, langkah terpenting ialah bagaimana respons terhadap apapun varian yang masuk.
Menurutnya, strategi menghadapinya masih tetap sama yaitu melalu tracing, testing, dan treatment. Termasuk memperkuat vaksinasi dan pembatasan kegiatan. Namun yang lebih penting, adalah melakukannya secara lebih serius.
“Tidak boleh abai dan tidak berhenti terus-menerus perjalanannya masih panjang kerja besar untuk menjaga stabilitas atau terkendalinya pandemi” ujar Dicky.
Artikel ini sudah tayang di Kompas.tv, berjudul: Epidemiolog : Corona Varian Mu Tujuh Kali Lebih Kuat, Jadi Tak Boleh Abai
Selanjutnya: Varian Mu jadi varian paling sulit dinetralisasi oleh imun tubuh
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News