Sumber: Kompas TV | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ini fakta baru mengenai virus corona varian Mu. Varian baru ini disebut tujuh kali lebih kuat dalam mengatasi antibodi tubuh yang dihasilkan dari vaksinasi. Hal tersebut diungkapkan oleh Epidemiolog Griffith Universty Dicky Budiman.
Dalam menghadapinya, strategi 3T (tracing, testing, treatment), vaksinasi dan pembatasan aktivitas harus dilakukan secara serius.
“Apapun variannya, jangan sampai kita melupakan bahwa kita harus merespons pandemi ini terus menerus dengan sangat serius,” kata Dicky Budiman, Selasa (14/9).
Dia menjelaskan, varian Mu tujuh kali lebih resisten terhadap antibodi yang dihasilkan vaksinasi. Sedangkan varian delta, kekuatannya 2,6 kali mengatasi resistensi antibodi dari vaksinasi.
Lebih kuat dari varian delta, adalah varian beta yang memiliki kekuatan hingga enam kali mengatasi antibodi yang dihasilkan vaksinasi.
Baca Juga: Muncul varian baru Covid-19 dari Indonesia yang tengah dipantau WHO, apa namanya?
“Tapi Mu ini lebih tinggi lagi hampir 7,6 kali Ini yang berpotensi memperburuknya situasi,” ujar Dicky Budiman.
Dengan kemampuan seperti ini, kata Dicky Budiman, orang yang sudah divaksinasi dan pernah terinfeksi, bisa terinfeksi kembali dan bisa memburuk.
Memang sampai saat ini belum terkonfirmasi adanya kasus varian Mu di Indonesia. Namun, menurut Dicky Budiman, masuknya varian Mu ke Indonesia hanya soal waktu.
“Saya sering sampaikan bahwa keberadaan atau masuknya varian baru di Indonesia itu perkara waktu,” kata Dicky.
Apalagi situasi dan kondisi di Indonesia sangat kompleks. Secara geografis Indonesia merupakan negara yang sangat luas, dengan banyak pintu masuk baik melalui darat, laut, maupun udara.
Baca Juga: Pemerintah waspadai tiga varian baru Covid-19, pintu masuk negara diperkuat
Selain itu, banyak daerah-daerah terpencil yang kualitasnya berbeda-beda dalam menerapkan tracing (pelacakan), testing (pengetesan) dan treatment (perawatan).
Jumlah orang yang telah mengikuti vaksinasi pun berbeda-beda di setiap daerah. “Ini semua jadi tantangan yang kompleks,” katanya.
Karena itu, menurut Dicky, tidak perlu kaget lagi jika suatu saat virus corona varian baru seperti Mu, varian Lamda atau varian C12, ternyata telah masuk ke Indonesia.
Namun, ditegaskan Dicky, langkah terpenting ialah bagaimana respons terhadap apapun varian yang masuk.
Menurutnya, strategi menghadapinya masih tetap sama yaitu melalu tracing, testing, dan treatment. Termasuk memperkuat vaksinasi dan pembatasan kegiatan. Namun yang lebih penting, adalah melakukannya secara lebih serius.
“Tidak boleh abai dan tidak berhenti terus-menerus perjalanannya masih panjang kerja besar untuk menjaga stabilitas atau terkendalinya pandemi” ujar Dicky.
Artikel ini sudah tayang di Kompas.tv, berjudul: Epidemiolog : Corona Varian Mu Tujuh Kali Lebih Kuat, Jadi Tak Boleh Abai
Selanjutnya: Varian Mu jadi varian paling sulit dinetralisasi oleh imun tubuh
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News