kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Virus corona tekan rupiah, BI lakukan intervensi di pasar


Kamis, 20 Februari 2020 / 18:13 WIB
Virus corona tekan rupiah, BI lakukan intervensi di pasar
ILUSTRASI. BI menerapkan kerangka triple intervention untuk menstabilkan rupiah yang tertekan penyebaran virus corona.


Reporter: Grace Olivia | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Nilai tukar rupiah tampak mengalami tekanan selama sepekan terakhir. Kamis (20/2), kurs rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,4% ke level Rp 13.750 per dollar AS.

Begitu juga dengan kurs rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia berada pada posisi Rp 13.735 per dollar AS, atau melemah 0,41% dibandingkan posisi kurs pada Kamis pekan lalu.

Rapat Dewan Gubernur BI yang berakhir pada hari ini menyimpulkan, nilai tukar rupiah masih tetap terkendali sesuai dengan nilai fundamentalnya.  Per 19 Februari 2020, rupiah secara rerata menguat 0,27% dibandingkan dengan rerata level Januari 2020, meskipun secara  point to point  harian melemah sebesar 0,24% dibandingkan dengan level akhir bulan Januari 2020.

Baca Juga: BI turunkan proyeksi pertumbuhan kredit Indonesia jadi hanya 9%-11% di 2020

“Pelemahan rupiah pada awal Februari 2020 terutama dipicu sentimen terhadap Covid-19 (virus corona), meskipun dalam perkembangan berikutnya kembali stabil ditopang pasokan valas eksportir dan aliran masuk modal asing,” kata Perry dalam konferensi pers.

Untuk meredam volatilitas nilai tukar rupiah, BI menerapkan kerangka  triple intervention yaitu melalui pasar DNDF, pasar spot, dan pembelian surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder. Intervensi seperti ini memang kerap dilakukan BI terutama saat kondisi ketidakpastian di pasar keuangan global meningkat.

Perry menambahkan, secara  year-to-date sampai 19 Februari 2020 lalu, BI telah melakukan pembelian SBN dengan total Rp 61,5 triliun, di antaranya melalui pasar perdana sebesar Rp 2,5 triliun dan melalui pasar sekunder sebesar Rp 59 triliun.

“Sebagian besar pembelian SBN kami kami lakukan di pasar sekunder setelah terjadinya wabah virus Covid-19 yaitu pada akhir Januari, sebesar Rp 37 triliun. Sementara sebelumnya, kami sudah membeli SBN di pasar sekunder sebesar Rp 22 triliun,” tutur Perry.

Ke depan, BI memandang nilai tukar rupiah akan tetap stabil sesuai dengan fundamentalnya dan mekanisme pasar yang terjaga.

Untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar dan memperkuat pembiayaan domestik, Perry juga mengatakan, BI akan terus mengakselerasi pendalaman pasar keuangan, baik pasar uang maupun pasar valas.

Baca Juga: Selain suku bunga, BI juga longgarkan lagi kebijakan makroprudensial

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×