Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Handoyo .
Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Syarif Hidayat mengimbau bahwa industri obat-obatan atau farmasi dalam negeri di tahap warning. Sebab, ketersediaan bahan baku hanya bisa bertahan sampai akhir Maret 2020.
Baca Juga: Suplai China berkurang, ekspor plywood Indonesia berpeluang meningkat
Syarif bilang memang efek virus corona belum terlihat jelas dalam perekonomian dalam negeri. Namun, apabila terus berlanjut, nampaknya industri dalam negeri harus mencari substitusi bahan baku dari negara lain.
Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga pula, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani mengatakan pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2020 memang akan melemah karena perlambatan pada tahun lalu ditambah virus korona. Ketergantuangan bahan baku industri manufaktur di Indonesia terhadap impor China jadi sentimen utama.
“Ternyata tidak gampang mencari substitusi bahan baku. Setelah tanya ke teman-teman, karena source-nya sendiri dan cost yang sulit mencari yang kompetitif seperti barang dari China,” kata Shinta, Jumat (21/2).
Shinta mengaku, untuk mendapatkan ketersediaan bahan baku saat ini sangat sulit. Kadin mengaku sudah mencari substitusi bahan baku hingga ke Vietnam, namun nyatanya tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Baca Juga: Pertemuan tahunan G20 di Riyadh, transparansi pajak dan pajak digital jadi pembahasan