Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Handoyo .
“Karena perlu penjajakan tidak bisa langsung, kalaupun ada alternatif sumber (bahan baku) tidak bisa terjadi dalam waktu dekat,” ungkap Shinta.
Catatan Kadin, setidaknya beberapa industri yang kekurangan bahan baku akibat virus corona antara lain farmasi, kosmetik, sepatu, tekstil. Perkiraan Kadin, 70% bahan baku industri manufaktur impor, dan terbanyak dari China.
Setali tiga uang, saat ini terjadi perlambatan produksi, karena demand pasar ekspor melambat dan supply tidak bisa dikendalikan karena ketersediaan bahan baku yang minim.
Baca Juga: Kino Indonesia (KINO) buka peluang jajaki pasar ekspor baru
Sementara itu, Shinta tidak bisa memprediksi sampai kapan dampak virus korona terhadap perlambatan ekonomi dalam negeri. Sehingga, belum tentu akan ada rebound dari virus korona ke perekonomian Indonesia.
“Ekonomi melemah maka akan pengaruh ke lapangan kerja. Untuk itu kami mendorong RUU Cipta Kerja berjalan agar memperkuat dalam negeri,” ujar Shinta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News