kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Varian baru, libur Lebaran, dan euphoria vaksinasi jadi faktor ledakan kasus Covid-19


Rabu, 23 Juni 2021 / 19:42 WIB
Varian baru, libur Lebaran, dan euphoria vaksinasi jadi faktor ledakan kasus Covid-19
ILUSTRASI. Pasien COVID-19 bersiap memasuki bus sekolah untuk menuju Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sesditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit & Plt. Dirjen P2P Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Maxi Rein Rondonuwu tren peningkatan kasus kerap terjadi usai adanya libur panjang.

Hal tersebut berkaca dari tren lonjakan yang terjadi juga pada liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2020 lalu. Maka lonjakan juga terjadi usai libur Idul Fitri 2021 lalu, meski pembatasan pergerakan penduduk saat lebaran sudah dilakukan.

"Pengetatan bagus tapi pasca lebaran rupanya banyak yang memanfaatkan sesudah Idul Fitri melakukan silaturahmi ketemu-ketemu dan kasusnya mulai naik sampai ke sini udah melewati saat libur Nataru," ungkap Maxi saat Dialog Produktif yang disiarkan kanal YouTube FMB9ID_IKP, Rabu (23/6).

Baca Juga: Kasus corona melonjak, Jokowi ingatkan disiplin protokol kesehatan dan vaksin

Semakin cepatnya lonjakan kasus terutama di beberapa daerah juga dipengaruhi adanya varian baru Covid-19. Namun kembali faktor utama yang perlu ditekankan ialah mulai abainya masyarakat terhadap protokol kesehatan.

"Tentu varian apapun tentu ada kelalaian, kenapa bisa masuk. Apapun [varian] kalau protokol kesehatan kita jalan bagus, orang masih setia memakai masker kemudian jaga jarak menjauhi kerumunan mobilitas. Saya kira seharusnya bisa tapi ternyata ya protokol kesehatan mulai kendor kemudian adanya varian baru di situlah kasus meningkat secara tajam," lanjutnya.

Dengan lalainya akan penerapan protokol kesehatan pastinya akan berdampak pada beban fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) yang semakin berat. Di mana fasyankes dan tenaga kesehatan juga memiliki keterbatasan.

Selain itu euphoria vaksinasi Covid-19 juga ikut memicu adanya lonjakan. Dimana masih ada masyarakat yang setelah mendapat suntikan vaksin kedua agak kendor dalam penerapan protokol kesehatan.

"Euphoria, mungkin sudah divaksin 2 dosis dia menganggap oh sudah divaksin, padahal potensi untuk kenanya dan menularkan tetap ada," ujarnya.

Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, Rabu (23/6): Rekor lagi, tambah 15.308 kasus, taati prokes

Untuk mengatasi hal tersebut maka pengetatan PPKM Mikro saat ini diharapkan dapat berjalan dengan baik, sehingga menghindarkan Indonesia dari kejadian seperti di India.

Edukasi kembali kepada masyarakat akan pentingnya protokol kesehatan perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Terutama tokoh masyarakat dan tokoh agama diminta untuk kembali membantu edukasi protokol kesehatan kembali kepada masyarakat.

"Maka dari itu peran tokoh agama dan masyarakat itu sangat penting untuk menyampaikan ke masyarakat mengedukasi lagi menimbulkan kembali kesadaran masyarakat paling penting," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×