kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.968.000   8.000   0,41%
  • USD/IDR 16.296   -38,00   -0,23%
  • IDX 7.118   -48,47   -0,68%
  • KOMPAS100 1.035   -9,01   -0,86%
  • LQ45 795   -6,82   -0,85%
  • ISSI 230   -1,51   -0,65%
  • IDX30 414   -1,63   -0,39%
  • IDXHIDIV20 485   -0,53   -0,11%
  • IDX80 116   -0,98   -0,84%
  • IDXV30 119   0,20   0,16%
  • IDXQ30 133   -0,23   -0,17%

Utang Luar Negeri Indonesia Meningkat 8,2% pada April 2025, Capai US$ 431,5 Miliar


Senin, 16 Juni 2025 / 10:45 WIB
Utang Luar Negeri Indonesia Meningkat 8,2% pada April 2025, Capai US$ 431,5 Miliar
ILUSTRASI. Bank Indonesia mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada April 2025 mencapai US$ 431,5 miliar, tumbuh 8,2% secara tahunan.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Bank Indonesia mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada April 2025 mencapai US$ 431,5 miliar, tumbuh 8,2% secara tahunan (year-on-year/yoy). 

Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 6,4% (yoy).

Peningkatan posisi ULN ini terutama bersumber dari sektor publik, serta dipengaruhi oleh pelemahan nilai tukar dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.

"Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada April 2025 tetap terjaga," ujar Asisten Direktur Departemen Komunikasi Ramdan Denny Prakoso dalam keterangannya, Senin (16/6).

ULN pemerintah turut menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan. Pada April 2025, nilainya tercatat sebesar US$208,8 miliar, tumbuh 10,4% (yoy), meningkat dari 7,6% (yoy) pada Maret 2025. 

Perkembangan ULN tersebut dipengaruhi oleh penarikan pinjaman dan peningkatan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) domestik, seiring dengan kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia yang tetap terjaga di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang tinggi. 

Baca Juga: Pemerintah Ekspansi, Swasta Masih Rem ULN

"Pemerintah tetap berkomitmen untuk menjaga kredibilitas dengan mengelola ULN secara hati-hati, terukur, dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas pemerintah," katanya.

Sebagai salah satu instrumen pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pemanfaatan ULN terus diarahkan untuk mendukung momentum pertumbuhan ekonomi dengan tetap memperhatikan aspek keberlanjutan pengelolaan ULN. 

Berdasarkan sektor ekonomi, ULN pemerintah dimanfaatkan antara lain untuk mendukung Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (22,3% dari total ULN pemerintah); Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (18,7%); Jasa Pendidikan (16,4%); Konstruksi (12,0%); serta Transportasi dan Pergudangan (8,7%). 

Posisi ULN pemerintah tersebut tetap terjaga karena didominasi utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9% dari total ULN pemerintah.

Di sisi lain, ULN swasta mengalami kontraksi pertumbuhan yang lebih rendah. Pada April 2025, posisi ULN swasta tercatat sebesar US$ 194,8 miliar, atau mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,6% (yoy), lebih rendah dibandingkan kontraksi bulan sebelumnya sebesar 1,0% (yoy). 

Perkembangan tersebut terutama didorong oleh ULN lembaga keuangan (financial corporation) yang tumbuh sebesar 2,9% (yoy), setelah pada Maret 2025 terkontraksi 2,2% (yoy). 

Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari Sektor Industri Pengolahan; Jasa Keuangan dan Asuransi; Pengadaan Listrik dan Gas; serta Pertambangan dan Penggalian, dengan pangsa mencapai 80,0% dari total ULN swasta. 

ULN swasta tetap didominasi oleh utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,9% terhadap total ULN swasta. 

Ramdan menegaskan, Struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. 

Hal ini tecermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang turun menjadi 30,3% pada April 2025, dari 30,6% pada Maret 2025, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 85,1% dari total ULN. 

Ia menyebut, dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN. 

Peran ULN juga akan terus dioptimalkan untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. 

"Upaya tersebut dilakukan dengan meminimalkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian," katanya.

Baca Juga: Pertumbuhan Bisnis yang Melambat Memicu Penurunan Utang Luar Negeri Swasta

Selanjutnya: Pesepak Bola Terkaya di Dunia, Hartanya 40 Kali Lipat dari Keluarga David Beckham

Menarik Dibaca: Promo KFC Winger Barbeque Fest: Pesta Ayam Goreng 3+3 atau 5+5 Mulai Rp 31.000-an

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×