Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Suntikan mRNA yang dikembangkan oleh BioNTech SE dan Pfizer Inc telah terbukti lebih dari 90 persen efektif dalam mencegah penularan di Israel.
Sebelumnya banyak pertanyaan terkait vaksin non-mRNA yang dinilai tidak mungkin seefektif itu dalam mencegah penularan. Namun semakin banyak bukti bahwa suntikan Sinovac berhasil.
Laporan Bloomberg menyatakan hasil itu menjadi nilai tambah bagi misi China, yang berniat memasok negara berkembang dalam upaya meningkatkan pengaruh dan kedudukannya. Ini juga menjadi “pembenaran”, di tengah kritik bahwa pengembang vaksin China mengungkapkan lebih sedikit data dan kurang transparansi tentang kejadian buruk yang parah, dibandingkan dengan vaksin dari perusahaan barat.
“Hasil dari aplikasi dunia nyata dan data ilmiah yang kami miliki dari uji klinis akan memungkinkan dunia untuk menilai vaksin kami secara komprehensif,” kata Yin. “Kami mendorong mitra dan pemerintah di negara tempat vaksin kami digunakan, untuk merilis data tersebut secepat mungkin.”
Baca Juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19, dosis kedua mencapai 7.629.859 hingga Jumat (30/4)
Indonesia adalah salah satu negara paling awal yang memasang taruhannya pada vaksin buatan perusahaan China ini.
Pada Januari, Presiden Joko Widodo menjadi pemimpin besar dunia pertama yang menerima suntikan Sinovac dalam upaya untuk memadamkan skeptisisme di dalam dan luar negeri. Sejak itu, ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini telah mengelola lebih dari 22 juta dosis.
Sebagian besar dosis itu adalah Sinovac, sebagai upaya mencapai kekebalan kawanan untuk 270 juta populasi pada akhir tahun ini.