Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan multi industri PT Royal Industries Indonesia (Royal Group) menawarkan penyelesaian seluruh utang mereka senilai Rp 5,85 triliun. Dalam proposal, utang sebesar itu akan dilunasi dalam waktu 15 tahun.
Mengutip berkas proposal perdamaian yang diterima KONTAN, Minggu (22/10), Royal membagi pembayaran utang menjadi dua berdasarkan klasifikasi kreditur.
Pertama, bagi tagihan kepada Bank Milik Negara, ICBC, dan CTBC Indonesia dengan nilai keseluruhan utang mencapai US$ 187 juta, akan diselesaikan dengan tenor 15 tahun. Royal juga memberlakukan masa tenggang pembayaran pokok alias grace periode selama lima tahun.
Sementara untuk pembayaran bunga akan dibayarkan 0,1% per tahun pada 12 bulan pertama. Angka itu naik 1% hingga 3% per tahun di termin-termin pelunasan berikut.
Kedua, pembayaran utang yang berjumlah US$ 212 juta dari kreditur selain yang disebut sebelumnya. Utang ini dibagi lagi menjadi dua skema.
Skema pertama, bagi utang berjumlah US$ 25 juta akan diselesaikan selama 15 tahun dan grace periode lima tahun.Skema kedua, dengan total utang sisanya US$ 187 juta, Royal menawarkan untuk dikonversi menjadi saham. "Jenisnya adalah saham preferen yang tidak memiliki hak suara dan maksimal sebesar 30% kepemilikan," tulis perusahaan dalam proposal.
Proposal tersebut masih merupakan proposal awal perusahaan dan akan dibahas dalam rapat kreditur pada awal November nanti. Pengurus PKPU Royal Industries William E. Daniel pernah menyatakan, utang perusahaan mencapai Rp 5,85 triliun dari 94 kreditur.
Adapun rinciannya, 30 kreditur konkuren dengan total tagihan Rp 243,68 miliar, 24 kreditur separatis dengan total tagihan Rp 5,6 triliun, dan 40 kreditur preferen dengan total tagihan Rp 3,49 miliar.
Kreditur terbesar adalah Eximbank Indonesia dengan total tagihan Rp 1,73 triliun yang masuk sebagai kreditur sindikasi. Ada juga dari Bank Mandiri sebesar Rp 139 miliar. Namun, jumlah ini masih bisa berubah karena kreditur masih bisa menyerahkan tagihannya kepada debitur.
Royal Group dimiliki oleh Malik Muhammad Asif, pengusaha asal Pakistan. Bisnisnya sawit dari hulu ke hilir serta bisnis lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News