kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Utang luar negeri naik tipis, ekonom: Wajar untuk pemulihan ekonomi


Rabu, 15 September 2021 / 20:14 WIB
Utang luar negeri naik tipis, ekonom: Wajar untuk pemulihan ekonomi
ILUSTRASI. Suasana sepi di jalan protokol ibukota terlihat di kawasan Sudirman dan Kuningan, Jakarta, Selasa (20/7/2021). KONTAN/Fransiskus SImbolon


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir Juli 2021 nampak naik tipis dari posisi akhir Juni 2021. Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi ULN Indonesia pada akhir Juli 2021 sebesar US$ 415,7 miliar atau naik tipis dari US$ 415,62 miliar pada bulan sebelumnya. 

Kepala ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, peningkatan ULN pada bulan laporan wajar. Pasalnya, Indonesia masih butuh dana untuk pemulihan ekonomi. “Wajar, karena pertumbuhan tahun 2021 kan belum optimal. Jadi, memang butuh dana. Dan peningkatan ULN ini berasal dari ULN Pemerintah,” ujar David kepada Kontan.co.id, Rabu (15/9). 

Tercatat, ULN Pemerintah pada akhir Juli 2021 sebesar US$ 205,9 miliar atau naik dari US$ 205,03 miliar pada akhir Juni 2021. Meski begitu, ini tercatat tumbuh 3,5% yoy, melambat dari pertumbuhan bulan sebelumnya yang mencapai 4,3% yoy. 

Perkembangan ini disebabkan oleh penurunan posisi Surat Berharga Negara (SBN) domestik dan pembayaran neto pinjaman bilateral, di tengah penarikan pinjaman luar negeri untuk mendukung penanganan dampak pandemi Covid-19.

Baca Juga: Sambut Presidensi G20 Indonesia, ini agenda utama sektor ekonomi yang akan dibahas

Sesuai strategi pembiayaan yang telah ditetapkan, Pemerintah juga menerbitkan SBN dalam dua mata uang asing (dual-currency) yaitu dolar AS dan Euro pada bulan Juli 2021 untuk memenuhi pembiayaan APBN secara umum, termasuk untuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

“Dari situ terlihat, pemerintah menggunakannya untuk memberikan stimulus fiskal bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, peningkatannya masih wajar dan terukur,” tambahnya. 

Lebih lanjut, David juga menilai kemampuan membayar utang Indonesia masih aman. Apalagi, didukung dengan pasokan dollar AS yang masih aman, karena kinerja ekspor Indonesia tetap kuat. 

Bahkan, per Agustus 2021 saja, kinerja ekspor Indonesia tercatat US$ 21,42 triliun, atau yang tertinggi sepanjang sejarah. 

Selanjutnya: Indonesia jadi tuan rumah G20 dan harapan besar pada pemulihan ekonomi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×