kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.912.000   -20.000   -1,04%
  • USD/IDR 16.468   169,00   1,02%
  • IDX 6.789   22,70   0,34%
  • KOMPAS100 980   1,85   0,19%
  • LQ45 761   -0,97   -0,13%
  • ISSI 216   0,90   0,42%
  • IDX30 395   -0,04   -0,01%
  • IDXHIDIV20 473   1,15   0,24%
  • IDX80 111   -0,12   -0,11%
  • IDXV30 115   -0,74   -0,64%
  • IDXQ30 130   0,24   0,19%

Usmar Ismail & 3 tokoh lain terima gelar pahlawan nasional, ini profilnya


Rabu, 10 November 2021 / 16:22 WIB
Usmar Ismail & 3 tokoh lain terima gelar pahlawan nasional, ini profilnya
ILUSTRASI. Usmar Ismail & 3 tokoh lain terima gelar pahlawan nasional, ini profilnya


Reporter: Adi Wikanto | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan pada Rabu 10 November 2021, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional. Jokowi juga menganugerahkan Tanda Kehormatan Bintang Jasa untuk ratusan tenaga kesehatan yang meninggal di tengah pandemi Covid-19.

Dikutip dari situs Setkab, pemberian gelar Pahlawan Nasional dan tanda jasa berlangsung dalam rangkaian peringatan Hari Pahlawan Tahun 2021 bertempat di Istana Negara, Jakarta. Pemberian gelar pahlawan tersebut sebagai penghargaan atas jasa mereka dalam perjuangan di berbagai bidang untuk mencapai, merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan serta mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa.

Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 109/TK/Tahun 2021 yang ditetapkan pada 25 Oktober 2021, penerima gelar Pahlawan Nasional adalah:

  • Tombolotutu, tokoh dari Provinsi Sulawesi Tengah
  • Sultan Aji Muhammad Idris, tokoh dari Provinsi Kalimantan Timur
  • Usmar Ismail, tokoh dari Provinsi DKI Jakarta
  • Raden Aria Wangsakara, tokoh dari Provinsi Banten

Baca juga: Hari Pahlawan, Google pajang kartun Ismail Marzuki, ini profil dan karyanya

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan, gelar pahlawan tahun ini selain mengutamakan ketokohan, pemerintah juga mengutamakan pemerataan kedaerahan. “Karena yang diajukan itu ratusan dan semuanya baik baik, maka pemerintah kali ini mengutamakan, selain ketokohan, yang lebih diutamakan adalah pemerataan kedaerahan. Sampai dengan saat ini Sulawesi Tengah belum mempunyai pahlawan nasional, kemudian Kalimantan timur juga belum mempunyai pahlawan Nasional,” ucap Mahfud MD, Ketua Dewan Gelar dan Tanda Kehormatan, Kamis (28/10/2021).

Pada kesempatan yang sama, Presiden Jokowi juga menganugerahkan Tanda Kehormatan Bintang Jasa kepada 300 tenaga kesehatan yang meninggal dunia dalam penanganan COVID-19 melalui Keppres Nomor 110/TK/Tahun 2021 yang ditetapkan pada 25 Oktober 2021. Tanda Kehormatan Bintang Jasa Pratama diberikan kepada 223 orang. Sementara Tanda Kehormatan Bintang Jasa Nararya diberikan kepada 77 orang

Profil penerima gelar pahlawan nasional

Berikut profil keempat tokoh penerima gelar pahlawan pada 10 November 2021 tersebut:

Usmar Ismail, dari DKI Jakarta

Penerima gelar pahlawan Usmar Ismail lahir di Bukittinggi tanggal 20 Maret 1921. Usmar Ismail merupakan salah satu pelopor di kancah perfilman nasional dan internasional yang menunjukkan sumbangan terbesarnya tentang kepiawaian membuat industri perfilman di Indonesia menjadi maju.

Kepeloporannya dalam membangun perfilman nasional yang diakui oleh dunia internasional merupakan kepeloporan dan prestasi yang patut dicatat dalam perjalanan bangsa Indonesia. Pada tahun 1944, Usmar Ismail mendirikan kelompok sandiwara Maya yang juga turut menyebarluaskan berita proklamasi di masa kemerdekaan.

Kemudian di tahun 1950, Usmar Ismail mendirikan perusahaan film pribumi bernama N.V. Perfini (Perusahaan Film Nasional Indonesia) yang kemudian membuat film Darah dan Doa (the long march of Siliwangi). Film ini dianggap sebagai film Indonesia pertama dan kemudian hari pertama pengambilan gambarnya ditetapkan sebagai Hari Film Indonesia.

Tahun 1962, Usmar Ismail aktif mendirikan organisasi Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) di bawah Nahdlatul Ulama (NU) sebagai wadah kegiatan kebudayaan, pendidikan, dan penanaman nilai-nilai nasionalisme kepada masyarakat.

Film-film buatan Umar Ismail mengajak dan menawarkan nilai-nilai nasionalisme seperti Darah dan Doa (1950), Enam Jam di Jogja (1961), Kafedo (1953), Lewat Djam Malam (1954), Pedjuang (1960), dan masih banyak lainnya. Selain itu film Tamu Agung (1956) buatan Usmar Ismail mendapatkan penghargaan film komedi terbaik di Festival Film Asia Pasifik di Hongkong tahun 1956.

Usmar Ismail wafat pada tanggal 2 Januari 1971. Usmar Ismail dimakamkan di Pekuburan Karet, Jakarta.

Raden Aria Wangsakara, dari Banten

Penerima gelar pahlawan Raden Aria Wangsakara lahir di Sumedang tahun 1615. Raden Aria Wangsakara bukan hanya tokoh keagamaan dalam Kesultanan Banten pada masanya, tetapi juga tokoh politik dan pemimpin militer yang terus berjuang dalam semangat untuk mengusir penjajah.

Melalui latar belakang perjuangannya semasa Kesultanan Banten semasa Sultan Abul Mufakhir dan Sultan Ageng Tirtayasa, Raden Aria Wangsakara menegaskan perannya sebagai sosok yang turut memainkan peranan penting dalam melawan penjajah (VOC).

Pada 1636, Raden Aria Wangsakara diutus Sultan naik haji. Di Mekah, Raden Aria Wangsakara berhasil memperoleh surat pengakuan Banten oleh Syarif Mekah sebagai kepanjangan tangan dari otoritas politik Turki Utsmani (Ottoman).

Sekembalinya ke Banten, Raden Aria Wangsakara dia diberi gelar Kiai Mas Haji Wasangraja. Tahun 1654 ketika terjadi peperangan di Batavia antara Kesultanan Banten dengan VOC, Raden Aria Wangsakara mewakili Kesultanan Banten sebagai juru runding yang membuahkan kesepakatan penghentian perang. Daerah yang dikuasai masing-masing tetap dipertahankan.

Tahun 1658-1659 ketika terjadi peperangan, Raden Aria Wangsakara mendapat mandat dari Sultan Ageng Tirtayasa untuk memimpin perang melawan VOC yang berujung pada perjanjian damai pada tanggal 5 Juli 1659. Pascaperang, Raden Aria Wangsakara mengubah strategi pertahanan dengan membuat permukiman dan kanal sehingga menjangkau daerah Tangerang pedalaman.

Raden Aria Wangsakara wafat pada tanggal 15 Agustus 1681. Raden Aria Wangsakara dimakamkan di Lengkong, Pagedangan, Tangerang atau Taman Makam Pahlawan Kabupaten Tangerang.

Tombolotutu, dari Sulawesi Tengah

Penerima gelar pahlawan Tombolotutu lahir di Moutong, Sulawesi Tengah, pada tahun 1857. Tombolotutu adalah tokoh yang sedari awal menentang penindasan Belanda di Moutong.

Tombolotutu memimpin dan memperjuangkan hak-hak rakyat Moutong yang dirampas sehingga terjadi pertempuran yang tidak hanya banyak memakan korban namun juga kerugian materiil. Tombolotutu konsisten menentang penjajahan Belanda.

Tombolotutu menolak menandatangani “Lang Contract” sebuah perjanjian yang diajukan Belanda karena dinilai merugikan masyarakat. Tombolotutu wafat pada 17 Februari 1901 dan dimakamkan di Desa Padang Kecamatan Toribulu, Moutong. Sulawesi Tengah

Sultan Aji Muhammad Idris, dari Kalimantan Timur

Penerima gelar pahlawan Sultan Aji Muhammad Idris lahir di Jembayan, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, 1667. Sultan Aji Muhammad Idris adalah tokoh pemersatu yang dapat menjadi sumber inspirasi bagi bangsa Indonesia.

Melalui perubahan sistem pemerintahan menjadi kesultanan, Ia berusaha menjalin hubungan dan menyatukan kekuatan dengan berbagai kesultanan dalam menentang kolonialisme. Ketika VOC mulai menguasai kerajaan Kutai Kartanegara dan Kerajaan Pasir, Sultan Aji Muhammad Idris sebagai pangeran Kutai terus melakukan perlawanan.

Sultan Aji Muhammad Idris konsisten mewujudkan visi mengusir kekuatan VOC dari Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Indonesia secara keseluruhan.

Sultan Aji Muhammad Idrisberhasil mempersatukan kerajaan-kerajaan di wilayah Sulawesi Selatan terutama kerajaan-kerajaan Bugis seperti Wajo, Bone, dan Soppeng. Sultan Aji Muhammad Idris wafat pada tahun 1739. Sultan Aji Muhammad Idris dimakamkan di pemakaman keluarga Raja Wajo, Sulawesi Selatan.

Selanjutnya: Hari Pahlawan 2021, ini sederet pesan perjuangan Pahlawan Nasional

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×