CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.879   -20,00   -0,13%
  • IDX 7.138   -76,78   -1,06%
  • KOMPAS100 1.092   -10,79   -0,98%
  • LQ45 871   -4,60   -0,53%
  • ISSI 215   -3,27   -1,50%
  • IDX30 446   -1,85   -0,41%
  • IDXHIDIV20 539   -0,34   -0,06%
  • IDX80 125   -1,33   -1,05%
  • IDXV30 135   -0,56   -0,41%
  • IDXQ30 149   -0,34   -0,23%

Untuk pemulihan ekonomi, pemerintah tambah belanja non operasional Rp 56,5 triliun


Selasa, 12 Mei 2020 / 19:30 WIB
Untuk pemulihan ekonomi, pemerintah tambah belanja non operasional Rp 56,5 triliun
ILUSTRASI. Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa memberikan sambutan saat peresmian pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/12/2019). Da


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan menambah belanja non operasional sebesar 55% atau setara dengan Rp 56,5 triliun sebagai langkah pemulihan ekonomi lantaran dampak wabah virus korona (Covid-19).

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa menerangkan kenaikan akan ditujukan untuk pengembangan sektor unggulan. Dimana nantinya penambahan anggaran tersebut diutamakan pada pengembangan sektor unggulan, dukungan infrastruktur dan yang sifatnya mandatori juga terkait peningkatan kapasitas SDM.

Baca Juga: Tahun 2021, pemerintah rancang rasio utang sampai 37,997% terhadap PDB

"Jadi kenaikan diutamakan pada K/L yang terkait secara langsung dengan pemulihan ekonomi. Hampir semua K/L akan turun dibanding APBN 2020 ada beberapa K/L yang pagunya tidak naik signifikan daripada RAPBN 2020," jelas Suharso saat saat Rakor Pembangunan Pusat 2020 yang dilakukan secara virtual pada Selasa (12/8).

Suharso juga menginformasikan akan ada 41 major project baru, termasuk juga usulan untuk major project baru di sistem kesehatan nasional.

Mayor project terkait langsung dengan pemulihan ekonomi antara lain, pertama 10 destinasi pariwisata prioritas yaitu senilai Rp 3,2 triliun. Kedua, 9 kawasan industri di luar Jawa dan 31 smelter senilai Rp 628,2 miliar.

Baca Juga: Simak, ini arah implementasi pemulihan ekonomi untuk korporasi, UMKM, dan masyarakat

Ketiga, industri 4.0 di sub lima sektor prioritas senilai Rp 1,3 triliun. Keempat, pendidikan dan pelatihan vokasi untuk industri 4.0 senilai Rp 4,3 triliun, serta jaringan pelabuhan utama terpadu.

Kelima, dukungan dari penguatan ketahanan pangan dan infrastruktur senilai Rp 37,1 triliun yang terdiri dari penguatan jaminan usaha serta 350 korporasi petani dan nelayan dalam rangka ketahanan pangan dukungan beberapa major project infrastruktur.

Adapun untuk 9 industri di luar Jawa dan 31 smelter di antaranya ialah pengembangan bandara Bintuni, akses jalan KI Bintuni, pelatihan 3in1 bagi calon tenaga kerja industri, jaringan pelabuhan utama terpadu integrasi KL dan BUMN terdiri dari Pelabuhan Sorong, Pelabuhan Bitung, Pelabuhan Makassar, Pelabuhan Kijing, Pelabuhan Belawan (Kuala Tanjung), Pelabuhan Tanjung Priok dan pelabuhan Tanjung perak.

Baca Juga: Sri Mulyani patok tax ratio di level 8,25%–8,63% pada 2021, terendah sejak 2012

"Tahun 2021 tahun pemulihan kita, kita berharap kita harus pahami keadaan. Kita memang harus disiplin dengan kita punya RKP dan mudah mudahan pada 2022 kita bisa lebih baik lagi, mengejar apa yang kita tinggalkan atau tertinggal pada 2021 dan 2020 ini," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×