kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Ukur Dampak 3 Bank AS yang Kolaps, BI Lakukan Stress Test dan Ini Hasilnya


Minggu, 19 Maret 2023 / 06:31 WIB
Ukur Dampak 3 Bank AS yang Kolaps, BI Lakukan Stress Test dan Ini Hasilnya
ILUSTRASI. Bank Indonesia (BI) lakukan stress test mengenai dampak kasus kolaps tiga bank di AS.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank Indonesia (BI) sudah melakukan stress test atau uji tekanan perbankan Indonesia terhadap gejolak keuangan global yang ditimbulkan dari kolaps tiga bank di Amerika Serikat (AS). 

Bank-bank AS yang ambruk tersebut adalah Bank Silicon Valley, Bank Signature, dan Bank Silvergate. Kolapsnya bank tersebut terjadi hanya dalam waktu satu pekan. 

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, ambruknya sejumlah bank tersebut memang ini akan menambah ketidakpastian pasar keuangan global, termasuk merembet ke Indonesia. 

Namun, Perry menegaskan, kondisi perbankan Indonesia berdaya tahan terhadap dampak gonjang-ganjing ketiga bank ini. 

Baca Juga: BI Pastikan Likuiditas Perbankan Tetap Memadai untuk Dorong Pertumbuhan Kredit

"Hasil simulasi stress test kami, stabilitas sistem keuangan Indonesia adalah berdaya tahan dalam hadapi gejolak global termasuk dampak dari tiga bank tadi," ujar Perry, Kamis (16/3) dalam konferensi pers di Jakarta. 

Perry mengatakan, ini didorong oleh kondisi perbankan Indonesia yang produk simpanan (deposit funding) yang terdiversifikasi. 

"Mereka hampir 0% memiliki US Treasury, sehingga dampak langsung akan terbatas," terang Perry. 

Selain itu, kepemilikan surat berharga negara (SBN) oleh perbankan Indonesia dimanajemen risiko secara baik. 

Bahkan, dalam berinvestasi di obligasi pemerintah, kepemilikan bergeser dari available for sale (AFS) menjadi hold to maturity (HTM). 

Baca Juga: BI Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 5,75% pada Maret 2023

Dalam menghadapi risiko valuasi, perbankan Indonesia memiliki cadangan kerugian penurunan nilai (CPKN). 

Plus, rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian atau capital adequancy ratio (CAR) Indonesia dinilai tinggi, yaitu sekitar 25,88%. 

"Dengan kondisi tersebut, kami menyimpulkan bahwa kondisi perbankan Indonesia ini berdaya tahan," tandas Perry. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×