Reporter: Vendi Yhulia Susanto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca berakhirnya tugas PINA Center berakhir pada 31 Desember 2019 lalu, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mendorong peningkatan pembiayaan infrastruktur non-anggaran pemerintah untuk proyek infrastruktur.
"Bappenas akan terus mendorong peningkatan creative financing seperti Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA), KPBU dan skema yang lain yang terus diupayakan pengembangannya," kata Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan Leonard Tampubolon, kepada Kontan.co.id, Kamis (16/1).
Baca Juga: Wacana empat hari kerja ASN, BKN: Itu hanya isu yang belum ada kajiannya
Leonard mengatakan, meski unit PINA Center sudah tidak ada lagi, sistem pembiayaan dengan skema seperti ini akan terus dikembangkan. Namun tidak melalui badan khusus seperti yang ada sebelumnya.
Sebelumnya, Chief Executive Officer (CEO) PINA Ekoputro Adijayanto mengatakan, bentuk fasilitasi seperti unit PINA Center dapat dilaksanakan di mana saja dan tidak harus di Bappenas.
Dengan catatan, selama ada pipeline project yang feasible dan membutuhkan investasi ekuitas, serta terdapat investor yang memiliki dana untuk ditempatkan sebagai ekuitas.
Baca Juga: Badan otorita untuk pemindahan ibu kota akan dibentuk akhir Januari 2020
Eko menyatakan, navigasi investor (mengarahkan dan mengawal proses investasi sampai dengan terealisasi) yang selama ini menjadi kelebihan unit PINA Center dapat terus dilanjutkan dari mana saja tanpa adanya unit khusus di Bappenas.
"Bappenas akan tetap memberikan arah kebijakan atas proyek strategis yang membutuhkan pendanaan ekuitas, namun fasilitasinya tentu bisa di mana saja misalnya berkoordinasi dengan Kementerian BUMN atau lembaga Pemerintah lain serta lembaga investasi swasta," ujar Eko.
Sebagai informasi, selama dua tahun terakhir proyek yang sudah financial close sebanyak Rp 122 triliun atau setara dengan US$ 8,7 miliar. Jumlah itu untuk pembiayaan sekitar 15 proyek di bidang infrastruktur dan industri.
Beberapa proyek yang telah difasilitasi oleh PINA di antaranya PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) melalui anak usahanya PT Energi Infranusantara (EI) dengan PT Carpediem Elektrikal Nusantara (CEN) untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) di Sintang, Kalimantan Barat.
Baca Juga: Bappenas: Badan otorita pemindahan ibu kota dibentuk Januari 2020
Selain itu, ada pula kerja sama konstruksi antara PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk dengan PT Girder Indonesia dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk untuk pembangunan jalan tol ruas Ancol Timur Pluit (elevated) sebagai bagian penambahan ruang lingkup Jalan Tol ruas Cawang-Tanjung Priok-Ancol Timur-Jembatan Tiga/Pluit.
Kerja sama PT Kaltimex Energy dan Pemerintah Kabupaten Banggai untuk mengupayakan proyek pembangkit Iistrik tenaga sampah (waste to energy) di Luwuk, Sulawesi Tengah.
Kerja sama PT Daya Mulia Turangga (DMT), GAMA Group dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk untuk fasilitasi pembiayaan pembangunan jalan tol ruas Solo-Yogyakarta-New Yogyakarta International Airport (NYIA) sepanjang 91,93 kilometer sebagai pendukung akses menuju bandara di Kulon Progo.
Kerja sama antara PT Jasa Marga (Persero) Tbk dengan PT China Construction Communication Company (CCCI) untuk pembangunan jalan tol trans jawa rute Probolinggo - Banyuwangi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News