Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pakar hukum internasional, Hikmahanto Juwana menilai, wacana presiden terpilih Joko Widodo untuk membuat tol laut dinilai tidak akan mengganggu lahan pendapatan usaha transportasi darat dan udara. Ia menilai, Jokowi hanya ingin memeratakan jalur distribusi yang ada agar berjalan lebih efisien.
“Ini sebenarnya bukan mengambil porsi darat dan udara untuk menjadi porsi laut. Sekarang ini (upaya) yang mengambil darat dan udara itu terbebani,” kata Hikmahanto saat menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk ‘Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia: Dari Negara Kepulauan Menuju Negara Maritim’ di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Kamis (8/10/2014).
Hikmahanto menilai, dengan adanya tol laut itu, maka proses distribusi barang akan lebih efisien. Pasalnya, pelaku usaha hanya cukup membayar biaya distribusi kapal saja untuk mengangkut barang hasil produksi mereka.
Guru Besar Universitas Indonesia ini mengambil contoh pernyataan Jokowi saat debat capres beberapa waktu lalu. Saat itu, Jokowi menyatakan bahwa harga semen di Papua tiga kali lipat harga semen di Jawa. Hal itu terjadi karena biaya angkut yang besar yang harus ditanggung oleh produsen semen.
“Kita harus berpikir bagaimana mengalihkan jalur darat dan udara ke laut yang selama ini hanya menjadi potensi,” ujarnya.
Meski demikian, ia memberi catatan atas rencana pembangunan tol laut yang hendak dilakukan Jokowi. Salah satu persoalan yang dihadapi oleh industri transportasi kapal laut yaitu keamanan. Menurut dia, masih banyak kasus perompakan yang terjadi di atas laut. Untuk itu, pemerintah perlu menjamin keamanan transportasi laut tersebut. (Dani Prabowo)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News