kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Tiga syarat ideal jadi Menkeu versi Hatta Rajasa


Rabu, 06 Maret 2013 / 15:17 WIB
Tiga syarat ideal jadi Menkeu versi Hatta Rajasa
ILUSTRASI. Promo Alfamart Serba Gratis 16-31 Oktober 2021


Reporter: Dyah Megasari |

JAKARTA. Menteri Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan ada tiga syarat ideal untuk menjadi Menteri Keuangan. Saat ini, posisi Menteri Keuangan siap ditinggalkan Agus Marto yang dicalonkan menjadi Gubernur Bank Indonesia (BI).

"Kalau pandangan saya, yang terbaik saja yang bisa menjadi Menteri Keuangan tersebut. Saat ini putra terbaik bangsa banyak yang bisa menggantikan Pak Agus," kata Hatta selepas rapat koordinasi tentang Jakarta Coastal Defence Strategy (JCDS) dan Metropolitan Priority Area (MPA) di kantor Kementerian Perekonomian Jakarta, Rabu (6/3).

Pertama, Hatta menilai seorang calon menteri keuangan harus paham tentang fiskal prudential khususnya menjaga stabilitas makro. Bagaimanapun hal tersebut merupakan tugas menteri keuangan sehari-hari.

Kedua, seorang menteri keuangan harus mampu menjaga anggaran penerimaan dan belanja negara (APBN). Hal ini dibuktikan dengan menjaga penerimaan negara dan berorientasi meningkatkan penerimaan negara tanpa menimbulkan persoalan dalam sisi perpajakan. Apalagi penerimaan negara khususnya dari sisi perpajakan pada 2012 kurang mencapai target. Pada 2013, pemerintah harus mampu menggenjot penerimaan untuk bisa membiayai proyek-proyek negara.

Ketiga, seorang menteri keuangan harus mampu menjadi bendahara negara. Fungsi ini harus mampu mengelola utang dan mengurangi defisit neraca perdagangan dan bagaimana mencari pinjaman yang murah.

Selama ini, dalam beberapa tahun terakhir neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit khususnya dari kenaikan impor migas. Seorang menteri keuangan harus bisa mengendalikan transaksi neraca perdagangan agar bisa mengembalikan neraca perdagangan Indonesia kembali surplus. (Didik Purwanto/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×