kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tersisa Rp 210 Triliun, Anggaran PEN yang Tak Terserap Akan Dikembalikan ke APBN


Selasa, 21 Desember 2021 / 14:48 WIB
Tersisa Rp 210 Triliun, Anggaran PEN yang Tak Terserap Akan Dikembalikan ke APBN
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pencairan anggaran program pemulihan ekonomi nasional (PEN) baru mencapai Rp 533,60 triliun sampai dengan 17 Desember 2021.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi pencairan anggaran program pemulihan ekonomi nasional (PEN) baru mencapai Rp 533,60 triliun sampai dengan 17 Desember 2021. Angka ini setara dengan 71,6% dari pagu sebesar Rp 744,77 triliun.

“Kita lihat kita tinggal dua minggu lagi dan masih ada Rp 210 triliun lebih yang belum dibelanjakan di dalam PEN,” tutur Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers APBN KITA secara virtual, Selasa (21/12).

Menurutnya, pemerintah akan terus melakukan koordinasi dan meminta kepada seluruh kementerian/lembaga agar merealisasikan anggaran PEN dalam waktu dekat. Sebab, jika tidak mampu anggaran tersebut akan dikembalikan ke APBN.

Adapun, realisasi anggaran PEN untuk kesehatan mencapai Rp 147,44 triliun, atau sebesar 68,6% dari pagu Rp 214,96 triliun. Realisasi tersebut digunakan untuk membangun Rumah Sakit Darurat Asrama Haji dan Pademangan, pembagian paket obat untuk masyarakat, hingga membiayai perawatan untuk 784.960 pasien.

Baca Juga: Realisasi Belanja Negara Mencapai Rp 2.310,4 Triliun pada November 2021

Untuk realisasi anggaran PEN kesehatan tersebut dipergunakan juga untuk pemberian insentif kepada tenaga kesehatan (nakes) pusat sebanyak 1,42 juta dan santunan kematian untuk 571 nakes. Kemudian juga untuk pengadaan 304,39 juta dosis vaksin. Serta bantuan iuran JKN untuk 34,71 juta orang

Kemudian, untuk perlindungan sosial, realisasinya mencapai Rp 161,17 triliun, atau 86,4% dari total pagu Rp 186,64 triliun. Realisasi tersebut diberikan untuk PKH 10 juta KPM dan kartu sembako untuk 18 juta KPM, bantuan sosial tunai untuk 9,99 juta KPM dan BLT desa untuk 5,62 juta KPM.

Realisasi ini diperuntukkan untuk kartu pra kerja untuk 5,96 juta orang, bantuan kuota internet untuk 66,6 juta penerima, bantuan UKT untuk 347.110 penerima. Lalu untuk subsidi listrik bagi 32,6 juta penerima, BSU untuk 7,84 juta prakerja, dan bantuan beras untuk 28,8 juta dan sembako PPKM 5,85 juta.

Untuk klaster program prioritas, realisasi anggaran telah mencapai Rp 87,47 triliun atau 74,2% dari pagu sebesar Rp 117,94 triliun. Sementara, realisasi anggaran untuk dukungan UMKM dan korporasi baru mencapai Rp 74,36 triliun atau 45,8% dari pagu anggaran Rp162,4 triliun.

Di sisi lain, anggaran PEN untuk insentif usaha telah mencapai Rp 63,16 triliun atau 100,5% dari pagu Rp 62,83 triliun.

Baca Juga: Pemerintah Sudah Merealisasikan Anggaran Kesehatan Rp 220 Triliun Per November 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×