kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terpopuler: Pemilik Harley di Garuda terkuak, Aturan main e-commerce terbit


Rabu, 04 Desember 2019 / 19:05 WIB
Terpopuler: Pemilik Harley di Garuda terkuak, Aturan main e-commerce terbit
ILUSTRASI. Belanja online.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah artikel yang Kontan.co.id angkat hari ini menjadi kabar terpopuler. Contoh, pemilik onderdil Harley dan Brompton di pesawat Garuda terkuak.

Kemudian, bursa Asia memerah tersengat pernyataan Trump soal kesepakatan perdagangan dengan China. Berikut beberapa artikel Kontan.co.id yang jadi kabar terpopuler:

Pemilik onderdil Harley dan Brompton ilegal di Garuda terkuak, ini dia identitasnya

Petugas Bea dan Cukai menemukan onderdil motor Harley Davidson dan sepeda Brompton ilegal di pesawat baru milik Maskapai Garuda Indonesia yang berjenis Airbus A330-900. Kasubdit Komunikasi Dan Publikasi Bea Cukai Deni Surjantoro mengatakan, berdasarkan claim tag yang ditemukan onderdil motor Harley Davidson itu tercatat milik penumpang pesawat tersebut yang berinisial SAW.

Onderdil motor tersebut dikemas di dalam 15 boks berwarna cokelat. Sedangkan pemilik dua unit sepeda Brompton beserta asesoris lainnya itu berinisial LS. Sepeda dan asesoris tersebut ditemukan dalam tiga buah boks berwarna cokelat.

Artikel selengkapnya: Pemilik onderdil Harley dan Brompton ilegal di Garuda terkuak, ini dia identitasnya

Bursa Asia memerah tersengat pernyataan Trump, pasar Australia paling dalam jatuhnya

Bursa saham regional ikut terseret ke zona pada perdagangan Rabu (4/12) pagi. Terkena sentimen negatif pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menyarankan menunda kesepakatan perdagangan dengan China sampai pemilihan presiden 2020.

Melansir CNBC, indeks S & P / ASX 200 Australia menurun lebih dari 1,5% karena saham BHP, raksasa perusahaan tambang jatuh melebihi 2,5%. Di sisi lain, data PDB Australia untuk kuartal ketiga diperkirakan akan keluar pagi ini.

Artikel Selengkapnya: Bursa Asia memerah tersengat pernyataan Trump, pasar Australia paling dalam jatuhnya

Bos BCA bocorkan rahasia bakal ada kartu Flazz baru di akhir 2019, apa keunggulannya?

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) berencana akan meluncurkan kartu non tunai Flazz terbaru. Kartu tersebut memiliki sejumlah keunggulan dibanding Flazz saat ini yang digunakan masyarakat.

Direktur Utama BCA, Jahja Setiaatmadja menjelaskan, kartu Flazz ini nantinya dapat melakukan top up atau pengisian dana melalui aplikasi M-Banking.

Artikel selengkapnya: Bos BCA bocorkan rahasia bakal ada kartu Flazz baru di akhir 2019, apa keunggulannya?

Peraturan Pemerintah (PP) soal e-commerce sudah terbit, ini detailnya

Dengan pertimbangan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 66 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, pada 20 November 2019, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 80 Tahun 2019 tentang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (e-commerce).

“Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (e-commerce) yang selanjutnya disingkat PMSE adalah Perdagangan yang transaksinya dilakukan melalui serangkaian perangkat dan prosedur elektronik,” bunyi Pasal 1 ayat (2) PP ini dilansir dari laman Setkab, Rabu (4/12).

Artikel selengkapnya: Peraturan Pemerintah (PP) soal e-commerce sudah terbit, ini detailnya

Gelombang gagal bayar melanda pasar obligasi China, jumlahnya diramal tembus rekor

China saat ini sedang menuju rekor gagal bayar (default) obligasi dalam negeri. Melansir Bloomberg, hal ini menguji kemampuan pemerintah China untuk menjaga stabilitas pasar keuangan ketika ekonomi melambat dan perusahaan-perusahaan berjuang untuk mengatasi tingkat utang yang terus melonjak dan belum pernah terjadi sebelumnya.

Masih mengutip Bloomberg, setidaknya, sudah ada 15 kasus default sejak awal November. Dengan demikian, total kasus default di sepanjang tahun ini di China menjadi 120,4 miliar yuan (US$ 17,1 miliar). Sebagai perbandingan, pada 2018, nilainya sebesar 121,9 miliar yuan.

Artikel selengkapnya: Gelombang gagal bayar melanda pasar obligasi China, jumlahnya diramal tembus rekor

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×