kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tekan defisit neraca dagang, Industri orientasi ekspor jadi prioritas


Selasa, 21 Januari 2020 / 18:41 WIB
Tekan defisit neraca dagang, Industri orientasi ekspor jadi prioritas
ILUSTRASI. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

Ke-15 sektor potensial tersebut, yakni industri pengolahan minyak kelapa sawit dan turunannya, industri makanan, industri kertas dan barang dari kertas, industri crumb rubber, ban, dan sarung tangan karet, industri kayu dan barang dari kayu, serta industri tekstil dan produk tekstil.

Selanjutnya, industri alas kaki, industri kosmetik, sabun, dan bahan pembersih, industri kendaraan bermotor roda empat, industri kabel listrik, industri pipa dan sambungan pipa dari besi, industri alat mesin pertanian, industri elektronika konsumsi, industri perhiasan, serta industri kerajinan.

Tentu menggenjot industri pengolahan tidak semudah membalikkan telapak tangan, Agus mengakui ada beberapa tantangan yang akan dihadapi untuk meningkatkan daya saing.

Baca Juga: Kemenperin: LG Chemical diharapkan memperkuat industri sepeda motor listrik

Beberapa di antaranya adalah menjaga ketersediaan bahan baku dan komponen, pendalaman struktur industri, pengoptimalan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN), dan terus mendorong pembangunan kawasan industri termasuk sentra IKM. 

Agus menambahkan, kemenperin juga fokus untuk menarik investasi bagi sektor industri yang menghasilkan produk substitusi impor dan tetap menjalankan kebijakan hilirisasi industri.

Dalam mengatasi defisit neraca perdagangan sektor industri, juga dapat melalui substitusi impor dan hilirisasi. Tentu pemerintah juga telah menyiapkan langkah strategis lainnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×