Reporter: Adinda Ade Mustami, Hasyim Ashari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Langkah PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memangkas tarif dasar listrik (TDL) pada 12 golongan pelanggan bulan ini tidak akan berpengaruh banyak pada inflasi. Lemahnya permintaan masyarakat akan barang dan jasa dibandingkan dua bulan sebelumnya diproyeksikan masih menjadi penyebab utama terjadinya inflasi Agustus.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, penurunan tarif listrik bulan ini sangat kecil hanya sekitar Rp 2-Rp 3 per kWh. Oleh karena itu, dampak penurunan tarif tersebut terhadap inflasi bulan Agustus 2016 juga tidak begitu signifikan.
Dia bilang salah satu sumber tekanan harga pada bulan ini adalah adanya fenomena cuaca La Nina. Namun di sisi lain, produksi pertanian bertambah, salah satunya karena adanya musim panen padi gadu, yaitu padi yang ditanam pada musim kemarau.
Selain itu daya beli masyarakat setelah lebaran masih rendah. "Penurunan tarif listrik itu minimal menjaga inflasi lebih terkendali," kata Sasmito, kepada KONTAN, Selasa (2/8).
Ekonom Maybank Indonesia Juniman juga mengatakan, dampak penurunan tarif dasar listrik tidak berpengaruh signifikan terhadap inflasi bulan Agustus 2016. Dia memperkirakan, inflasi bulan Agustus ini sekitar 0,4%, lebih rendah dibandingkan inflasi Juni dan Juli 2016. Pada Juni 2016, tercatat inflasi sebesar 0,66% dan Juli 2016 sebesar 0,69%.
Menurut Juniman, rendahnya inflasi di bulan Agustus terjadi karena harga pangan untuk bawang putih dan cabai cenderung menurun. Selain itu, tarif angkutan, baik angkutan udara maupun angkutan antar kota kembali normal seiring permintaan masyarakat yang berkurang.
"Yang menjadi tekanan musiman adalah tahun ajaran baru khususnya untuk universitas. Mahasiswa baru masuk Agustus," kata Juniman.
Selain itu, harga pangan hortikultura juga perlu diwaspadai karena adanya fenomena cuaca La Nina. Oleh karena itu, peran pemerintah diperlukan dalam menjaga rantai pasokan. Jika distribusi pangan bisa dijaga, menurut Juniman, tak menutup kemungkinan terjadi deflasi di bulan ini.
Ekonom Kenta Institut Eric Sugandi juga mengatakan hal senada. Menurutnya, dampak penurunan tarif listrik tidak akan berdampak signifikan terhadap inflsi. Dia juga memperkirakan, inflasi Agustus ini lebih rendah karena permintaan masyarakat yang berkurang. Proyeksi Eric, inflasi tahunan di Agustus bisa 3%, turun dari 3,49% di bulan Juli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News