kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.754.000   -4.000   -0,23%
  • USD/IDR 16.870   -305,00   -1,84%
  • IDX 5.996   -514,48   -7,90%
  • KOMPAS100 847   -82,06   -8,83%
  • LQ45 668   -66,74   -9,09%
  • ISSI 186   -15,12   -7,51%
  • IDX30 353   -34,16   -8,83%
  • IDXHIDIV20 427   -41,35   -8,83%
  • IDX80 96   -9,67   -9,17%
  • IDXV30 102   -9,19   -8,28%
  • IDXQ30 116   -10,74   -8,46%

Target pertumbuhan ekonomi 5,2% sulit dicapai


Kamis, 06 Juli 2017 / 19:54 WIB
Target pertumbuhan ekonomi 5,2% sulit dicapai


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih memperkirakan, target pertumbuhan ekonomi yang diusulkan pemerintah dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan (RAPBN-P) 2017 sebesar 5,2%, sulit dicapai.

Menurutnya, realisasi penerimaan perpajakan berpotensi mengalami selisih dengan target (shortfall) yang lebih besar dari yang diperkirakan pemerintah sebesar Rp 50 triliun.

Dia memperkirakan, shortfall penerimaan perpajakan tahun ini bisa mencapai Rp 100 triliun sehingga pemerintah berpotensi melakukan pemangkasan anggaran yang lebih besar lagi.

"Dan kalau (pemangkasan belanja) lebih tinggi, tidak boleh meeting dan rapat di luar Jakarta, kasihan perekonomian kita bisa turun. Daerah akan terkena imbas dari hotel-hotel. Terasa betul di daerah," kata Lana kepada KONTAN, Kamis (6/7).

Lebih lanjut menurutnya, pemerintah juga kehilangan momentum pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua tahun ini. Hal tersebut tercermin dari anggaran pemerintah yang menumpuk di Bank Indonesia (BI).

Ditambah lagi, penjualan ritel justru mengalami penurunan. "Kita tidak tahu apakah penurunan itu dikompensasi belanja online?," tambah Lana.

Lana bilang, pertumbuhan ekonomi 5,2% bisa dicapai asalkan ekspor tumbuh tinggi. Meski demikian, ekspor juga tidak bisa mengandalkan harga komoditas saja lantaran hal itu sangat tergantung pada kondisi eksternal.

Ia melihat pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini hanya bisa mencapai 5,1%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×