Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingkat inflasi pada tahun 2022 diperkirakan akan berada di level 3% yoy. Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap, tingkat inflasi pada tahun depan ini akan menggambarkan kenaikan dari sisi permintaan.
“Baik karena pemulihan ekonomi, maupun perbaikan daya beli masyarakat,” ujar Jokowi dalam penyampaian Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2020 dan Nota Keuangan kepada DPR RI, Senin (16/8).
Hingga saat ini, pandemi Covid-19 masih belum berakhir. Pada tahun 202, Jokowi masih melihat adanya ketidakpastian yang tinggi bahkan tak hanya dari pandemi Covid-19.
Baca Juga: Ini enam fokus APBN tahun 2022
Masih ada tantangan lain seperti ancaman perubahan iklim, peningkatan dinamika geopolitik, serta pemulihan ekonomi global yang tidak merata.
Namun, Pemerintah memiliki instrumen berupa APBN 2022. Diharapkan, APBN 2022 ini harus antisipatif, responsif, dan fleksibel dalam merespon ketidakpastian, namun tetap mencerminkan optimisme dan kehati-hatian.
APBN ini berperan sentral untuk melindungi keselamatan masyarakat dan sekaligus sebagai motor pengungkit pemulihan ekonomi, yang bahkan sudah dilakukan sejak awal pandemi ini. APBN melindungi masyarakat rentan dan sekaligus mendorong kelangsungan dunia usaha.
Dengan strategi ini, Jokowi sudah melihat buah. Menurutnya instrumen APBN sudah berhasil menjaga perekonomian, salah satunya dengan tingkat inflasi hingga kuartal II-2021 yang bergerak terkendali di kisaran 1,52% yoy.
Selanjutnya: Pemerintah targetkan pertumbuhan ekonomi 2022 5%-5,5%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News