Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berhasil mencetak hattrick atau terkumpul penerimaan pajak selama periode 2021 hingga 2023.
Namun, tampaknya untuk mencapai quattrick (cetak prestasi selama empat tahun berturut-turut) penerimaan pajak pada tahun ini, pemerintah harus lebih bekerja keras lagi dalam mengumpulkan penerimaan pajak sebesar Rp 1.989,9 triliun.
Hal ini dikarenakan penurunan harga komoditas akan menghambat pencapaian kinerja penerimaan pajak pada 2024. Ini juga tercermin dari penerimaan pajak pada dua bulan terakhir yang menunjukkan tren kontraksi.
Baca Juga: Pemerintah Siap Menaikkan Royalti Timah
Menanggapi hal tersebut, Direktur Eksekutif MUC Tax Research Wahyu Nuryanto mengatakan bahwa pemerintah harus melakukan penyesuaian pada postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 jika penerimaan pajak di bawah target.
"Yang paling rasional, tentu dengan mulai merefocusing belanja untuk kegiatan-kegiatan yang berdampak lebih pada perekonomian," ujar Wahyu kepada Kontan.co.id, Rabu (3/4).
Meski demikian, seperti halnya di tahun transisi dari pemerintahan lama ke pemerintahan baru, idealnya tidak banyak ruang bagi anggaran belanja untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat ekspansif atau non rutin.
Hal ini dikarenakan pemerintah perlu menjaga stabilitas APBN di masa transisi, serta untuk memberikan ruang bagi pemerintahan baru dalam menjalankan kegiatan pemerintahan di sisa tahun berjalan.
Baca Juga: Soal Kenaikan Tarif PPN Jadi 12%, TKN: Bukan Kewenangan Prabowo-Gibran
Wahyu bilang, hingga akhir Februari 2024, postur APBN masih mengalami surplus sebesar Rp 26,04 triliun. Padahal, penerimaan perpajakan mengalami kontraksi 3,83%.
Namun yang perlu diperhatikan adalah bagaimana pemerintah melakukan penyesuaian, yakni anggaran belanja mana yang akan dipangkas serta seberapa besar ruang pembiayaan yang akan diperlebar.
Secara keseluruhan, Wahyu memperkirakan target penerimaan pajak yang dipatok dalam APBN 2024 masih bisa tercapai.
"Tentu, kita berharap anggaran yang memberikan dampak positif pada masyarakat jangan sampai ikut dipangkas. Apalagi jika berimplikasi pada daya beli. Khawatirnya, penurunan daya beli justru akan semakin memperdalam shortfall," ujar Wahyu.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Pajak Kemenkeu Suryo Utomo optimistis bahwa penerimaan pajak pada tahun ini akan mencetak quattrick atau cetak prestasi selama empat tahun berturut-turut.
Pasalnya, pada tahun lalu saja, DJP berhasil mengumpulkan penerimaan pajak yang berhasil mencetak hattrick atau terkumpul Rp 1.869,23 triliun.
Baca Juga: Kementerian ATR/BPN Minta Tambah Anggaran Hingga Rp 675,89 Miliar Tahun Ini
Realisasi ini melampaui target 108,8% dari APBN 2023 dan 102,8% dalam Perpres 75 Tahun 2023. "Kalau kemarin hattrick, mudah-mudahan quattrick di 2024 ini," ujar Suryo dalam Podcast Cermati, Kamis (25/1).
Menurutnya, pencapaian target pada tahun ini tidak akan terlepas dari pengawasan, pemeriksaan dan penegakan hukum yang akan dilakukan oleh DJP Kemenkeu. Di sisi lain, peran puluhan ribu pegawai DJP yang solid juga dibutuhkan untuk mencapai target jumbo di tahun ini.
"Insyallah (optimis). Tuhan memberikan kesempatan dan satu hal bahwa Tuhan gak pernah tidur. Itu kalau saya melihat. Apalagi ya tadi di awal saya cerita bahwa secara konsisten, secara bertahap, kami bareng-bareng gandengan pegawai DJP yang 44.500 itu. Mudah-mudahan cukup solid untuk bisa menjalankan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News