kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.908.000   -6.000   -0,31%
  • USD/IDR 16.313   10,00   0,06%
  • IDX 7.192   51,54   0,72%
  • KOMPAS100 1.027   0,61   0,06%
  • LQ45 779   -0,14   -0,02%
  • ISSI 237   2,91   1,24%
  • IDX30 402   -0,27   -0,07%
  • IDXHIDIV20 464   1,04   0,22%
  • IDX80 116   0,22   0,19%
  • IDXV30 118   1,12   0,95%
  • IDXQ30 128   -0,16   -0,12%

Tanpa Stimulus Kuat, Pertumbuhan Ekonomi RI Sulit Mencapai 5% pada Semester II-2025


Rabu, 16 Juli 2025 / 17:52 WIB
Tanpa Stimulus Kuat, Pertumbuhan Ekonomi RI Sulit Mencapai 5% pada Semester II-2025
ILUSTRASI. Prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 diprediksi masih menghadapi tekanan, terutama di kuartal II dan berlanjut pada semester II. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 diprediksi masih akan menghadapi tekanan, terutama pada kuartal II dan berlanjut pada semester II. 

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto, memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025 kemungkinan besar akan berada di bawah 5%, seiring tidak adanya faktor musiman yang dapat menjadi pendorong signifikan dalam periode tersebut.

“Triwulan II memang tidak ada faktor musiman yang mendorong ekonomi, sehingga kemungkinan besar pertumbuhannya akan di bawah 5%,” ujar Eko kepada Kontan, Rabu (16/7).

Baca Juga: Pangkas BI Rate, Bank Indonesia Berupaya Maksimal Mendorong Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Eko, kondisi ini menunjukkan pentingnya peran konsumsi rumah tangga, khususnya dari kalangan kelas menengah, sebagai motor utama pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, ia menilai perlu adanya kebijakan fiskal yang menyasar langsung kelompok tersebut.

Konsumsi Kelas Menengah Jadi Penentu

Eko menjelaskan, kelas menengah memiliki kontribusi besar terhadap struktur konsumsi nasional. Bahkan, pelaku usaha umumnya melihat perilaku konsumsi kelompok ini sebagai indikator utama sebelum memutuskan ekspansi bisnis.

“Paket stimulus ke kelas menengah diperlukan untuk mendorong konsumsi dan menumbuhkan kembali optimisme bisnis,” kata dia.

Hal ini dinilai krusial, mengingat ekspansi sektor usaha sangat bergantung pada daya beli masyarakat. Tanpa dorongan konsumsi yang kuat, pelaku usaha cenderung menahan ekspansi, yang pada gilirannya memperlambat pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: Kemenkeu Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2025 Bisa Lebih dari 4,7%

Lebih lanjut, Eko menyebut bahwa semester II-2025 akan menjadi periode yang sulit, terutama karena dampak perang dagang global mulai terasa lebih kuat. Tekanan eksternal ini akan semakin membebani kinerja ekspor dan industri dalam negeri.

"Semester II-2025 tampaknya sulit menembus 5%, dampak perang dagang mulai terasa di semester II," ungkap Eko.

Sehingga menurut Eko, akan sulit menembus pertumbuhan ekonomi sebesar 5% pada Semester II tahun ini. Bahkan, peningkatan kegiatan ekonomi di kuartal IV pun masih sulit untuk akselerasi ke atas 5%

Selanjutnya: Update Grafik Harga Emas Antam, Hari Ini Menuju Kemana? (16 Juli 2025)

Menarik Dibaca: Tayang September, Official Teaser Trailer Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah Dirilis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×