kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Tambal defisit APBN, Pemerintah tambah SBN


Selasa, 21 Mei 2013 / 23:08 WIB
Tambal defisit APBN, Pemerintah tambah SBN
ILUSTRASI. Anak berusia di bawah 12 tahun boleh berwisata saat Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru) jika sudah dites PCR. KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Herlina KD | Editor: Amal Ihsan

JAKARTA. Pemerintah mematok target defisit anggaran dalam RAPBNP 2013 sebesar 2,48% dari PDB atau setara dengan Rp 233,705 triliun. Untuk menambal defisit ini, salah satunya pemerintah akan menambah penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 60,8 triliun.

Pejabat sementara (Pjs) Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Robert Pakpahan menuturkan pemerintah akan menambah penerbitan SBN sebesar Rp 60,8 triliun untuk menambal defisit anggaran. "Tambahan (penerbitan SBN) Rp 60,8 triliun ini nanti akan kita bagi. Sebagian besar akan kita coba (tarik) dari pasar domestik melalui SBN rupiah, ada juga sebagian kita coba tarik dari pasar global dengan penerbitan SBN valas. Sedangkan sebagian lagi dari retailer ORI mungkin akan kita tambah," jelasnya Selasa (21/5).

Hanya saja, ia masih enggan menyebutkan porsi penambahan pembiayaan melalui penarikan surat utang baru tersebut. Yang jelas, Robert bilang dengan adanya quantitative easing di Amerika Serikat dan di Jepang membuat likuiditas di pasar global masih cukup besar.

Sehingga, Robert yakin likuiditas yang besar ini masih bakal mengalir ke pasar Asia. "Mudah-mudahan minat (appetite) investor ke kita, sehingga tidak ada masalah untuk mengambil (penerbitan SBN tambahan) Rp 60,8 triliun," katanya.

Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar menambahkan, untuk menambal defisit anggaran setidaknya diperlukan sekiatr rp 60 triliun dari penerbitan surat utang baru. Hanya saja, ia bilang pemerintah harus melihat kekuatan pasar obligasi di dalam negeri untuk menampung tambahan penerbitan tersebut.

Mau tidak mau penerbitan surat utang tidak bisa hanya mengandalkan pasar domestik, sehingga harus ada sebagian yang diterbitkan di pasar global. "Kami akan ambil sebagian lagi dari global bonds untuk mengisi (kekurangan dari penerbitan dalam negeri)," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×