kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tak semua orang yang terinfeksi Covid-19 harus menjalani perawatan di rumah sakit


Selasa, 16 Maret 2021 / 07:05 WIB
Tak semua orang yang terinfeksi Covid-19 harus menjalani perawatan di rumah sakit


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Tak semua orang yang terinfeksi Covid-19 harus menjalani perawatan di rumah sakit. Isolasi mandiri pun bisa diterapkan oleh orang yang terinfeksi Covid-19, khususnya yang tidak bergejala. Lantas seperti apa pelaksanaan isolasi mandiri ini?

Ketua Bidang Komunikasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Tofan Mahdi menceritakan pengalamannya selama melakukan isolasi mandiri di rumah.

Tofan bercerita, dirinya dan istrinya yang juga positif Covid-19 menjalani isolasi mandiri di rumah mulai Sabtu 16 Januari 2021. Meski melakukan isolasi mandiri, mereka turut ditangani seorang dokter dan menjalani pengobatan medis selama isolasi.

"Alhamdulillah, setelah dua pekan, hasil swab antigen kami dinyatakan negatif," ujar Tofan, Senin (15/3).

Baca Juga: Menkes sebut telah bayar klaim rumah sakit untuk layanan Covid-19 Rp 5,23 triliun

Tofan menerangkan, pihaknya melakukan isolasi mandiri karena kondisi rumah sakit di wilayah Jabodetabek saat itu penuh, sementara pilihan rumah sakit yang masih tersisa jauh dari rumahnya. Dia pun memilih untuk melakukan isolasi dari rumah dengan penanganan dokter.

Saat melakukan isolasi mandiri, Tofan meminta anggota keluarganya yang negatif untuk tidak memasuki kamar yang mereka huni.

Dia pun bercerita, biasanya setelah hasil PCR didapatkan, dokter yang menangani akan meminta foto thorax dan cek darah. Dia mengatakan, dokter akan meresepkan obat dan suplemen yang harus dikonsumsi selama isolasi mandiri.

"Saya mendapatkan tiga jenis obat yaitu antibiotik, suplemen multivitamin, dan obat antivirus. Sesuai saran dokter, obat ini harus dikonsumsi dengan tingkat kedisiplinan yang tinggi. Harus pada jam yang tepat setiap harinya," terang Tofan.

Dia pun mengingatkan bahwa setiap pasien Covid-19 memiliki gejala dan kondisi yang berbeda-beda sehingga memerlukan obat dan dosis yang berbeda. Dia pun mengungkap, selama fase pengobatan, dirinya tidak disarankan mengonsumsi obat dan multivitamin yang lain karena bisa mengganggu penyerapan obat oleh tubuh.

Baca Juga: Apakah Anda mengalami long covid? Ini 4 gejalanya

Menurut dokter yang menanganinya, tambahan citamin diperoleh dari sumber aslinya seperti buah-buahan atau sinar marahati pagi dan memperbanyak makan.

Dia juga mengatakan agar pasien Covid-19 beristirahat dengan cukup dan tidak stress. Tofan tak menampik bahwa dirinya pun sempat cemas atas kondisinya. Namun, dia mengaku tetap menjaga akal sehat agar tetap sehat dan berpikiran logis, ditambah dia selalu berdoa dan berserah diri kepada Tuhan.

Tofan pun berjemur pada pagi hari, sekitar pukul 8 hingga pukul 9, rutin memeriksa suhu tubuh, tekanan darah, denyut nadi hingga kadar oksigen. Selanjutnya, dia juga melakukan olahraga seperti senam dan bersepeda statis.

Adapun, di tengah pandemi ini, Tofan menyarankan agar sebaiknya setiap rumah memiliki perlengkapan kesehatan ini yakni termometer, alat pengukur tekanan darah, dan oxymeter.   "Ini perlengkapan yang wajib dimiliki di rumah," ujarnya.

Selanjutnya: Menkes ungkap penyebab laju vaksinasi masih lambat

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×